Jakarta – Maraknya berita bohong atau hoax yang menyebar melalui media sosial saat ini tengah menjadi pusat perhatian. Hal ini disebabkan oleh konten dari berita bohong tersebut yang bertujuan untuk menimbulkan kebencian terhadap golongan ataupun pihak tertentu.
Menanggapi masalah hoax ini, pemerintah pun menyiapkan sebuah peraturan agar layanan media sosial seperti Facebook, Twitter dan juga Google berpartisipasi dalam memerangi hoax atau berita bohong.
Seperti dilansir dari KompasTekno, pihak Google tengah mengembangkan sebuah algoritma khusus yang nantinya mampu menyelesaikan masalah penyebaran hoax di internet. Namun, mereka masih menyadari bahwa algoritma yang tengah dikembangkan tersebut masih memiliki banyak kelemahan. Diharapkan dalam perjalanannya nanti kualitas dari algoritma tersebut bisa meningkat, sehingga ketika sebuah pencarian dilakukan hanya akan menampilkan hasil yang terpercaya.
“Kami baru saja meningkatkan algoritma kami untuk menampilkan konten yang lebih kredibel dan berkualitas tinggi di hasil penelusuran pengguna,” ujar pihak Google Indonesia pada keterangan tertulisanya, seperti dikutip dari KompasTekno.
“Kami berkomitmen untuk terus meninjau algoritma tersebut guna menjawab tantangan semacam ini,” tambah pihak Google.
Disamping menyampaikan komitmen mereka, pihak Google juga menjelaskan bagaiman cara kerja algoritma tersebut dalam menangani hoax. Sebuah proses yang tidak sederhana dan tentunya masih ada peluang kesalahan bisa muncul.
Kurang lebih proses yang dijalankan oleh Google yaitu melakukan verifikasi pada situs yang akan ditampilkan sebagai hasil pencarian. Apabila ada indikasi hoax pada proses tersebut, sistem akan melakukan pendataan sekaligus memikirkan cara untuk menghilangkannya.
“Identifikasi halaman dan situs yang dapat memberikan jawaban terbaik bagi seorang pengguna adalah persoalan yang rumit. Terkadang kami mungkin membuat kesalahan,” jelas pihak Google Indonesia.
“Tapi saat sebuah informasi meragukan ditampilkan cukup tinggi di hasil penelusuran, kami tidak menghapusnya satu per satu, melainkan menerapkan sebuah perbaikan yang dapat secara otomatis diaplikasikan ke semua hasil penelusuran,” imbuhnya.
Hal serupa pun ditelah dilakukan oleh Facebook, yaitu dengan mengembangkan sebuah sistem dimana pengguna akan bisa menandai apabila ternyata berita yang ditemukan itu hoax.
Baca: Facebook Rilis Fitur Untuk Hadapi Berita Bohong
Bahkan tahun lalu, CEO Facebook, Mark Zuckerberg telah menjelaskan bagaimana strategi Facebook dalam rangka memerangi berita bohong yang banyak beredar di layanan media sosial terbesar tersebut.
Baca: Zuckerberg Jelaskan Strategi Facebook Perangi Berita Bohong
Seperti dilansir dari detikINET, Menkominfo Rudiantara telah memanggil pihak Facebook untuk membahas berita hoax yang beredar di Facebook.
“Rencananya ketemu mereka akhir bulan ini kalo nggak salah,” ujar Menkominfo seperti dikutip dari detikINET.
Pokok pembahasan dalam pertemuan itu tentunya untuk membahas bagaimana cara kerja sama dalam membersihkan media sosial tersebut dari hoax.
“Ya pokoknya kita minta kerjasamanya untuk masalah yang berkaitan dengan kotornya media sosial ini dengan hoax,” imbuh Rudiantara.
Menurut Rudiantara apabila melakukan revisi terhadap UU ITE untuk masalah hoax akan membutuhkan waktu lagi. Jadi yang bisa kita dilakukan sekarang adalah melakukan pembahasan untuk mencari jalan bagaimana membereskan permasalahan hoax tersebut.