Para ilmuwan di Jerman telah menemukan cara untuk mengambil hologram tiga dimensi dari sebuah benda di dalam ruangan, dari ruangan yang berbeda. Teknologi ini dikembangkan oleh Philip Holy dan Friedemann Reinard dari Universitas Teknik Munich.
Sebelumnya pada tahun 2016, perusahaan sensor gambar 3D asal Israel telah mengembangkan sensor gambar 3D untuk ponsel pintar Android yang memungkinkan satu ponsel dengan ponsel lainnya terkoneksi walaupun terhalang oleh dinding.
Seperti dilansir dari Fossbytes, teknologi baru ini memiliki prinsip yang hampir sama seperti yang telah ditemukan oleh perusahaan Israel. Kita semua tentunya mengetahui bahwa koneksi Wi-Fi bisa menembus dinding dan membantu kita menjelajah internet di ruangan mana saja selama masih dalam jangkauan Wi-Fi.
Namun, pernahkah terpikirkan oleh kita untuk menggunakan teknologi Wi-Fi memindai sebuah ruangan dengan menembus dinding? Itulah yang ditemukan oleh kedua ilmuwan jerman, dengan menggunakan metode hologram 3D kita dapat melihat sebuah benda atau objek di sebuah ruangan dari ruangan lain.
Teknik itulah yang dikembangkan oleh Philip Holl dan Friedemann Reinhard dari Unversitas Teknik Munich. Jadi semua radiasi yang dikeluarkan oleh router tidak dialamatkan semua ke ponsel pintar atau computer. Tapi sebaliknya, semua radiasi dipantulkan ke objek-objek yang berbeda.
Jadi apa yang dilakukan oleh kedua peneliti itu adalah memanfaatkan karakter Wi-Fi untuk membuat sebuah gambar tiga dimensi dari objek di sebuah ruangan.
“Dua tahun terakhir ini telah bisa dilihat adanya penggunaan pecitraan melalui Wi-Fi secara pasif,” ujar Philip Holl.
Jadi penggunaan sinyal Wi-Fi untuk memindai sebuah ruangan itu menggunakan dua antena yang di daftarkan pada sebuah jaringan Wi-Fi yang mengelilingi ruangan tertentu. Kedua antena itu nanti digunakan untuk mendapatkan fase dan intensitas dari jaringan Wi-Fi, baik itu yang berasal dari sumber sinyal dan area-area dimana sinyal memantul.
Penggunaan cara ini akan memberikan sebuah gambar holografik dari sebuah ruangan yang dapat digunakan untuk bermacam-macam kebutuhan. Misalnya saja dalam sebuah bencana longsor atau gempa bumi, teknologi ini akan memudahkan pencarian korban dengan memindai lokasi atau bangunan untuk mengetahui apakah ada korban yang terjebak didalamnya.
Sebuah teknologi baru akan memunculkan isu baru. Adanya teknologi ini juga membuka isu eksploitasi privasi baru. Misalnya saja penyalahgunaan untuk memindai sebuah kamar atau ruangan pribadi seseorang.
“Sepertinya tidak mungkin proses ini akan digunakan untuk melihat ke kamar tidur seseorang dalam waktu dekat. Karena untuk itu, kita perlu mengelilingi sebuah bangunan dengan antena besar, yang tentunya akan menarik perhatian orang, ” ujar Friedemann Reinhard dalam sebuah press release.(hh)