Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) pada, Jum’at, 16 Juni 2017, menyelenggarakan acara Buka Puasa Bersama dan FGD tentang Digital Inclusion, yang diselenggarakan di Mercantile Athletic Club, Gedung WTC 1 Lt. 18, WTC Sudirman, Jl Jend. Sudirman Kav 29-31 Jakarta Selatan.
Tujuan dari FGD ini adalah dalam rangka mendefinisikan kerangka acuan riset, indicator dan mendapatkan masukan dari para pakar dan otoritas yang berkaitan dengan lingkup riset. Selain untuk meningkatkan silaturahim di antara keluarga besar MASTEL dan mitra.
FGD mengenai Digital Inclusion tersebut juga merupakan tahap awal dari pelaksanaan Riset Digital Inclusion, yang nantinya akan melibatkan berbagai pihak diantaranya Kemenko bidang Polhukam, Kemkominfo, Bekraf dan para pelaku Industri.
Dalam sambutannya Ketua Umum MASTEL Kristiono mengatakan bahwa perlu mangangkat tema mengenai digital inclusion. Salah satu tema yang cukup penting karena digital inclusion memiliki tujuan untuk memberdayakan masyarakat agar bisa memanfaatkan fasilitas informasi dan telekomunikasi. Nantinya ini akan menjadi sebuah landasan untuk kemudian bisa berlanjut kepada pemanfaatan dibidang lainnya.
Selain itu Kristiono juga bahwa digital inclusion di banyak negara telah diberlakukan. Mereka telah banyak memiliki indeks seperti di Inggris dan Australia, oleh karena itu Indonesia juga perlu memiliki indeks tentang Digital Inclusion.
Jadi MASTEL berharap hasil riset Digital Inclusion nantinya dapat menjadi masukan strategis bagi pemerintah maupun seluruh stakeholder ekosistem digital dalam rangka menumbuhkan ekonomi digital Indonesia.
Oleh karena itu MASTEL, APJII, dan ATSI merasa perlu di adakan sebuah survey yang dilakukan secara menyeluruh. Diharapkan hasil survey sudah dapat dilaporkan kepada publik pada akhir bulan Oktober 2017.
Pada kesempatan yang sama, dalam sambutannya Menkominfo Rudiantara menyampaikan apresiasinya terhadap apa yang dilakukan oleh MASTEL bersama APJII dan ATSI.
Rudiantara juga menyarankan untuk bekerja sama juga dengan Litbang Kominfo. Karena banyak informasi ataupun data-data yang dapat dimanfaatkan, karena memang selama ini informasi dan data-data tersebut kurang digunakan secara maksimal.
Pada kegiatan tersebut dilaporkan juga update dari Dashboard laporan hoax. Dimana ini merupakan tindak lanjut dari pengembangan aplikasi anti hoax yang diluncurkan oleh MASTEL dan APJII akhir Desember 2016 lalu.
Melalui dashboard kini masyarakat dapat melihat laporan dalam bentuk grafis yang menampilkan statistik dari laporan yang masuk. Laporan yang dilihat pada dashboard hoax merupakan laporan secara langsung atau real time. Dashboard laporan hoax dapat di akses melalui tautan berikut ini cekhoax.mastel.id atau cekhoax.apjii.or.id.(hh)