Sebuah penelitian yang dilakukan oleh tiga peneliti asal Universitas Princeton telah menemukan bahwa ada 500 situs yang paling banyak dilihat merekam semua yang dilakukan pengunjungnya. Beberapa situs populer itu ialah Microsoft.com, WordPress.com, adobe.com, godaddy.com, spotify.com, reuters.com, atau Ryanair.com. Situs – situs tersebut merekam apa saja yang dilakukan oleh pengunjung mereka, ketika mereka sedang berkunjung pada situs. Misalnya saja ketikka pengguna mengetik sebuah kata – kata, ketikan yang dilakukan tombol keyboard dan termasuk gerakan mouse. Semua ini dilakukan tentunya tanpa diketahui oleh pengguna ataupun tanpa meninformasikan pada pengguna sebelumnya.
Hingga saat ini, memang diketahui ada beberapa situs yang memiliki skrip analisa yang merekam kunjungan ke halaman situs yang dilakukan pengguna. Tetapi berdasarkan dari hasil penelitian, akhir – akhir ini semakin banyak situs menggunakan skrip pengulangan.
Skrip tersebut berfungsi merekam ketikan, gerakan mouse dan gerakan perpindahan lainnya, termasuk halaman – halaman situs yang dikunjungi. Berbeda dengan layanan analisis yang menyediakan data – data statistic, hasil penelitian memperlihatkan bahwa skrip tersebut memang ditujukan merekam dan memainkan kembali sesi penjelajahan internet dari seseorang tanpa sepengetahuan orang tersebut.
Pada prinsipnya, skrip itu memang dibuat untuk praktek tersebut, termasuk mengumpulkna informasi bagaimana pengguna berinteraksi dengan situs – situs dan menemukan kesalahan desain dari sebuah halaman situs, misalnya tidak berfungsi atau membuat bingung pengguna.
Namun, cakupan dari data yang telah dikumpulkan oleh layanan tersebut dimanfaatkan lebih jauh. Contohnya, sebuah kata – kata yang ditulis pada sebuah formulir dikumpulkan sebelum pengguna mengirimkannya. Menurut para peneliti hal tersebut tidak akan tetap anonimus, karena dengan adanya skrip tersebut dapat juga mengungkapkan identitas asli pengguna.
Dan seperti biasa, jenis skrip seperti ini juga akan menyimpan data mengenai kartu kredit, informasi kesehatan dan informasi pribadi lainnya. Tentunya ini membuat pengguna beresiko terhadap pencurian identitas, penipuan online, dan bahaya – bahaya lain, apabila informasi tersebut berada di tangan orang yang tidak bertanggung jawab.
Hal ini bisa juga menjadi penyebab kenapa semakin banyak orang memberikan data palsu, yang dikenal dengan data kotor ketika berinteraksi dengan sebuah situs perusahaan. Ini terlihat melalui penelitian terakhir yang dilakukan oleh Hocelot, sebuah perusahaan yang didedikasikan untuk memperoleh data pengguna secara instant.
Menurut perusahaan tersebut, sebanyak 60 persen pengguna berbohong atau memberikan informasi palsu ketika diminta untuk memberikan data pribadinya di internet. Dengan adanya fakta ini, maka sekitar 25 persen data pengguna yang disimpan oleh perusahaan merupakan data palsu.
Alasan kenapa pengguna melakukan hal tersebut, pertama untuk menghindari identitas mereka diketahui oleh perusahaan dan menghindari gangguan yang timbul dari kampanye – kampanye online. Bahkan banyak pengguna yang juga berbohong ketika memberikan sejumlah data, misalnya seperti umur, lokasi geografi dan lain – lain. Hal tersebut dilakukan agar dikeluarkan atau dimasukkan pada segmen tertentu. Sebagai contoh, menurut Hocelot 23 persen dari pengguna mengatakan mereka kadang – kadang memalsukan tanggal lahir mereka. Terakhir, ada pengguna yang sengaja memalsukan data untuk tujuan hukum, dan ada juga yang memang tidak sengaja membuat kesalahan ketika mereka mengetik pada formulir online.
Berikut ini adalah tautan dari daftar situs – situs yang ditemukan merekam kegiatan para pengguna atau pengunjung situs.(hh)