Kelompok peretas pro-Rusia ini diketahui telah aktif sejak Maret 2022, dan sejak saat itu mereka telah melancarkan serangan DDoS pada pemerintah dan infrastruktur kritis negara-negara yang menyatakan dukungannya kepada Ukraina. Beberapa negara yang menjadi sasaran serangan mereka antara lain Italia, Rumania, Moldova, Republik Ceko, Lituania, Norwegia, dan Latvia.
Selain itu, kelompok Killnet juga menargetkan rumah sakit di beberapa negara Eropa karena dukungan mereka terhadap Ukraina. Pada akhir Januari, beberapa rumah sakit di Belanda dan Eropa terkena serangan DDoS yang dilakukan oleh kelompok peretas ini.
Menurut laporan dari The Telegraph, pada akhir Januari, Pusat Keamanan Siber Nasional Belanda (NCSC) melaporkan bahwa beberapa rumah sakit di Belanda dan Eropa terkena serangan DDoS yang dilakukan oleh kelompok Killnet. Para peretas juga menargetkan rumah sakit di Inggris, Jerman, Polandia, Skandinavia, dan Amerika Serikat. Pekan lalu, grup tersebut mengumumkan serangan di saluran Telegramnya, menyerukan tindakan terhadap layanan kesehatan pemerintah AS.
Pada awal Februari 2023, kelompok Killnet meningkatkan aktivitas mereka dengan meluncurkan serangkaian serangan DDoS pada situs web bandara Jerman, badan administrasi, dan bank. Serangan ini diduga sebagai respons terhadap keputusan pemerintah Jerman untuk mengirim tank Leopard 2 ke Ukraina.
Pada bulan November 2022, kelompok Killnet mengaku bertanggung jawab atas serangan DDoS yang menghapus situs web Parlemen Eropa. Serangan itu diluncurkan segera setelah anggota parlemen menyetujui resolusi yang menyebut Moskow sebagai “negara sponsor terorisme”.
Meskipun kelompok peretas Killnet tampaknya terus meningkatkan intensitas serangan mereka, pihak-pihak yang terkait dengan infrastruktur yang menjadi sasaran serangan tersebut juga terus melakukan tindakan untuk memperkuat keamanan jaringan mereka. Hal ini diharapkan dapat mengurangi dampak dari serangan cyber yang dilakukan oleh kelompok peretas seperti Killnet.(hh)