Sebuah serangan peretasan cryptocurrency yang diduga dilakukan oleh kelompok peretas Korea Utara telah mencuri dana senilai setidaknya $35 juta, demikian disampaikan oleh beberapa ahli pelacakan crypto kepada CNN pada hari Selasa.
Tindakan ini merupakan salah satu dari serangkaian peretasan perusahaan cryptocurrency yang terkait dengan Pyongyang yang menimbulkan kekhawatiran bagi pejabat AS, karena dikhawatirkan dana yang dicuri digunakan untuk membiayai program senjata nuklir dan balistik rezim Korea Utara.
Para peretas ini mengosongkan akun cryptocurrency dari beberapa pelanggan Atomic Wallet, sebuah perusahaan berbasis di Estonia yang mengklaim memiliki 5 juta pengguna perangkat lunak mereka.
Atomic Wallet menyatakan pada hari Sabtu lalu bahwa “kurang dari 1% pengguna bulanan tampaknya terkena dampak peretasan ini.” Namun, perusahaan belum dapat memastikan jumlah dana yang mungkin telah dicuri atau pelaku di balik peretasan ini. CNN telah meminta komentar dari perusahaan tersebut.
Beberapa korban yang jelas dari peretasan ini bahkan meminta bantuan melalui Twitter, dengan memposting alamat cryptocurrency mereka sebagai upaya agar peretas bersimpati dan mengembalikan dana mereka.
Peretas Korea Utara sebelumnya telah melakukan pencurian miliaran dolar dari bank dan perusahaan cryptocurrency dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini memberikan sumber pendapatan utama bagi rezim tersebut, seperti yang dilaporkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan perusahaan swasta.
Dalam insiden Atomic Wallet ini, teknik pencucian uang yang digunakan oleh peretas dan alat yang mereka gunakan sesuai dengan perilaku yang diketahui dari Korea Utara, menurut perusahaan pelacak crypto berbasis di London, Elliptic.
Seorang peneliti independen dalam pelacakan cryptocurrency yang dikenal sebagai Zachxbt, menyatakan kepada CNN bahwa peretas Korea Utara adalah pelaku yang sangat mungkin. Jumlah yang dikonfirmasi sebagai dana yang dicuri bisa saja melebihi $35 juta karena tim Atomic Wallet masih terus menyelidiki insiden ini, demikian diungkapkan oleh analis tersebut.
“Polanya mirip dengan apa yang kita lihat dalam pencucian dana Harmony pada bulan Januari,” kata Zachxbt, mengacu pada kasus pencurian $100 juta dari sebuah perusahaan berbasis di California.
FBI menuduh Korea Utara sebagai pelaku dalam peretasan Harmony tersebut. CNN juga melaporkan bagaimana investigasi swasta dan operasi intelijen Korea Selatan berhasil melacak sebagian kecil dari dana yang dicuri.
Pencegahan peretasan dan pencucian uang yang dilakukan oleh Korea Utara telah menjadi prioritas keamanan nasional bagi administrasi Biden. Menurut seorang pejabat Gedung Putih bulan lalu, sekitar setengah dari program rudal Korea Utara didanai melalui serangan siber dan pencurian cryptocurrency.(hh)