Di era digital ini, teknologi kecerdasan buatan (AI) terus berkembang dengan pesat. Salah satu terobosan terbaru adalah AI multimodal, yang mampu memproses berbagai jenis input seperti teks, gambar, dan audio secara bersamaan. Jika dahulu kita hanya berinteraksi dengan AI melalui chatbot, kini teknologi telah melampaui itu.
Google, salah satu pemain besar di dunia teknologi, memperkenalkan NotebookLM—sebuah alat riset yang kini telah dilengkapi dengan fitur Audio Overview. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk membuat podcast dengan hanya menyertakan tautan, seperti profil LinkedIn. Podcast ini bisa menjadi media menarik untuk menyampaikan informasi, bahkan memberi sorotan pribadi yang unik. Fitur ini menjadi viral dan mengubah cara kita memanfaatkan AI.
Selain Google, Meta juga tak ketinggalan dengan inovasi Make-A-Video dan Movie Gen yang memungkinkan pengguna untuk membuat video berdasarkan teks atau mengedit video dengan mudah. Inovasi ini menciptakan video yang lebih halus dan realistis, jauh lebih baik daripada teknologi sebelumnya.
Perubahan besar lainnya adalah bagaimana AI mulai meninggalkan format interaksi berbasis teks. OpenAI misalnya, meluncurkan antarmuka Canvas yang memungkinkan pengguna mengedit langsung bagian teks atau kode tanpa perlu mengetik ulang. Bahkan mesin pencari seperti Google kini memungkinkan pengguna untuk mencari informasi hanya dengan video dan suara.
Teknologi multimodal ini membuka peluang baru yang lebih interaktif dan personal. Di masa depan, AI bukan hanya membantu kita mengetik atau mencari informasi, tetapi juga mendukung berbagai tugas dengan cara yang lebih cerdas dan efisien. Inilah masa depan AI—lebih dari sekadar chatbot, AI yang mampu “melihat, mendengar, dan bertindak” di sekitar kita.