Pertemuan virtual yang tak berujung dan kurang produktif telah menjadi momok bagi banyak pekerja kantoran, terutama dalam era panggilan video yang merebak akibat adanya tren bekerja dari rumah. Namun, bagi mereka yang mulai merasa tertekan dengan presentasi pada Jumat sore atau sejenisnya, kini hadir solusi menarik – delegasikan tugas ini kepada kecerdasan buatan (AI).
Google kini mempersembahkan opsi menarik bagi pengguna perangkat lunak rapat videonya dengan menghadirkan asisten AI yang siap mengambil peran dalam rapat. Asisten ini akan merangkum poin-poin pembicaraan serta mencatat hal-hal penting atas nama penggunanya.
Teknologi ini memberikan alternatif yang menarik bagi karyawan yang mengalami perubahan rencana dadakan atau terpaksa mengikuti panggilan lain. Namun, kini muncul pula perdebatan tentang potensi konsekuensi buruk, seperti munculnya sikap malas akibat otomatisasi yang berlebihan dalam rutinitas kerja.
Dikenal dengan nama “Duet AI,” asisten ini berfungsi sebagai pendamping rapat yang mengotomatisasi proses merekam dan meringkas percakapan peserta rapat. Tujuannya adalah memberikan ruang lebih bagi pekerja agar dapat lebih fokus pada isi rapat daripada terjebak dalam mencatat setiap detail.
Bagi peserta yang datang terlambat, mereka dapat dengan mudah mengakses informasi yang telah terjadi melalui chatbot. Asisten ini akan memberikan gambaran umum tentang momen-momen penting yang terjadi selama rapat.
Tak hanya itu, asisten AI ini juga memberi kesempatan bagi karyawan untuk melewatkan rapat jika memang tidak memungkinkan. AI akan secara otomatis mencatat poin-poin utama dan rangkuman atas nama karyawan tersebut.
Ketika sebuah undangan rapat diterima di kalender virtual, karyawan memiliki pilihan untuk mengaktifkan opsi “hadiri saya,” yang akan menjadwalkan rapat dan menghasilkan ringkasan otomatis. Tersedia juga opsi “bantu saya menulis,” yang menggunakan kecerdasan buatan untuk menciptakan daftar pertanyaan atau topik yang relevan dalam rapat.
Pengguna juga memiliki kesempatan untuk meninjau dan menyunting catatan yang dihasilkan sebelum rapat dimulai, sehingga meminimalisir adanya kesalahan atau komentar yang kurang tepat.
Meskipun Google belum mengungkapkan secara rinci bagaimana pertanyaan atas nama pengguna akan dihasilkan, teknologi ini kemungkinan akan memanfaatkan data dan informasi yang ada dalam file dan email pengguna untuk membantu menyusun pertanyaan yang relevan.
Asisten AI ini dijadwalkan untuk dirilis dalam beberapa bulan mendatang sebagai fitur eksperimental bagi perusahaan yang menggunakan produk-produk produktivitas Google, termasuk Gmail dan layanan panggilan video, Meet.
Tren melonjaknya panggilan video dan rapat online telah membanjiri kalender karyawan, menggantikan interaksi tatap muka yang lebih personal. Fenomena ini telah memunculkan keprihatinan terhadap potensi kelelahan akibat rapat yang berlebihan.
Perusahaan lain juga turut berlomba menghadirkan fitur-fitur AI dalam produk-produk mereka guna membantu mentranskripsi dan merangkum hasil pertemuan. Namun, tetap ada peringatan bahwa ketergantungan berlebihan pada AI dapat mengakibatkan penurunan kualitas perhatian dan interaksi manusiawi.(hh)