Masalah yang dihadapi Facebook telah memasuki hari keempat dan semakin banyak yang menyuarakan #DeleteFacebook, termasuk co-founder WhatsApp yang juga ikut bergabung dengan gerakan #DeleteFacebook. Saat ini Komisi Perdagangan Federal dilaporkan sedang menyelidiki bagaimana penanganan data pribadi di Facebook.
Seperti dilansir dari The Guardian, momentum ini membuat berkumpulnya sejumlah media di belakang kampanye #DeleteFacebook dan bahkan beberapa media telah menerbitkan panduan cara menghapus akun Facebook secara permanen. Yang paling mengejutkan adalah munculnya Brian Acton, co-founder WhatsApp, yang dibeli oleh Facebook seharga 19 miliar dolar pada tahun 2014.
Brian Acton, yang mengundurkan diri dari WhatsApp pada akhir 2017, memposting di akun Twitternya “Sudah waktunya. #deletefacebook” (It is time. #deletefacebook).
Adanya reaksi itu telah membuat investor ketakutan, sehingga menyebabkan saham Facebook jatuh lebih dari 9 persen selama dua hari terakhir ini. Facebook pun mengalami kerugian yang hampir mencapai 50 milyar dolar.
Sementara itu, di Amerika Serikat, FTC akan memeriksa apakah situs jejaring sosial tersebut melanggar kesepakatan yang dibuat tahun 2011 mengenai privasi data, setelah adanya laporan bahwa sebuah perusahaan bernama Global Science Research telah mendapatkan informasi berkaitan dengan 50 juta data pengguna Facebook dan memberikan data – data tersebut ke Cambridge Analytica.
Di Inggris, anggota parlemen telah memanggil Chief Executive Facebook, Mark Zuckerberg, untuk memberikan bukti kepada komite terpilih yang menyelidiki berita palsu.
Damian Collins, Ketua Media Digital, Media Budaya dan Komite olahraga, menuduh bahwa Facebook telah menyesatkan panitia mengenai bagaimana pihak ketiga bisa memperoleh dan menyimpan data pengguna dari situsnya dan data – data tersebut diambil tanpa persetujuan.
“Jawaban para pejabat di Facebook secara konsisten telah mengabaikan risiko ini dan telah memberikan informasi yang menyesatkan kepada komite,” tulisnya.
“Sekarang saatnya untuk mendengar langsung dari Eksekutif Senior Facebook dengan wewenang otoritas yang cukup untuk memberikan laporan yang akurat tentang kegagalan proses bagaimana data – data pengguna tersebut bisa jatuh ke tangan pihak ketiga,” imbuhnya
Hingga saat ini belum ada pernyataan publik baik dari Mark Zuckerberg ataupun Chief Operating Officer, Sheryl Sandberg, mengenai skandal tersebut, sehingga membuat munculnya kritik atas kurangnya kepemimpinan di Facebook.Bahkan mereka pun tidak terlihat hadir di pertemuan bersama para karyawannya di Menlo Park yang dipimpin oleh Wakil Penasihat Umum perusahaan, Paul Grewal.
Namun sepertinya Mark Zuckberg, terlihat memiliki waktu untuk “menyukai” gambar yang diposting oleh CEO Spotify, Daniel Ek, dan memberikan komentar pada status oleh investor awal Don Graham, seperti dilaporkan oleh Huffington Post.
“Mark, Sheryl dan tim mereka telah bekerja sepanjang waktu untuk mengumpulkan semua fakta dan mengambil tindakan yang tepat, karena mereka memahami keseriusan masalah ini,” kata juru bicara Facebook.
“Seluruh pihak di Facebook sangat marah karena kami telah ditipu. Kami berkomitmen untuk menegakkan kebijakan kami dengan kuat guna melindungi informasi pengguna dan akan mengambil langkah apa pun yang diperlukan agar hal tersebut dapat terealisasi,” pungkasnya.(hh)