Cyber Security System, Mantan Seskab: Untuk Antisipasi Terorisme

Mantan Menteri Sekretaris Kabinet selama 10 Bulan di pemerintahan Jokowi – JK, Bapak Andi Widjajanto, memberikan seminar umum terkait Keamanan Siber Nasional di acara Internet of Everything Transform Citizen Services, yang diselenggarakan oleh CISCO pada hari selasa (19/1) bertempat di Hotel Shangri-La Jakarta. Sehubungan dengan kapasitasnya yang pada November 2015 lalu ditunjuk menjadi Ketua Kelompok Kerja (POKJA) pembentukan Badan Keamanan Siber Nasional, oleh Menkopolhukam Bapak Luhut Binsar Panjaitan.

National cyber security sytem, jadi Fokus Pemerintah

Dalam paparannya, Bapak Andi Widjojanto menyampaikan bahwa pemerintah kini sedang membahas National Cyber Security System. Pembahasan rumusan kebijakan terkait keamanan siber ini ditargetkan Presiden untuk selesai dalam periode pemerintahan 2014-2019. Hal ini dilakukan sebagai upaya memperkuat aspek pertahanan dan keamanan NKRI yang kini sudah serba terhubung secara global, “seperti yang kita lihat di film Die Hard 4” sambung Bapak Andi Widjojanto.

Selanjutnya terkait rancangan konsep cyber integrated security platform yang turut menjadi fokus pembahasan national cyber security, Bapak Andi Widjojanto menjelaskan nantinya platform tersebut akan menjadi pipa komunikasi antar berbagai unit cyber yang sudah dibentuk oleh berbagai kementerian, instansi penegak hukum, intelijen, instansi pertahanan dan keamanan dan BUMN. Sehingga seluruh lembaga akan terhubung dalam satu koordinasi. Tidak selesai di sana, platform tersebut juga akan menunjang opsi pembentukan badan keamanan siber nasional. Sebagaimana diketahui saat ini telah terdapat beberapa lembaga rintisan yang berpotensi menjadi cikal bakal Badan Keamanan Siber Nasional, diantaranya Desk Ketahanan dan Keamanan Informasi Cyber Nasional (DK2ICN) dan IDSIRTII (Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure). Namun Lembaga Sandi Negara yang baru-baru ini berpindah pos menjadi langsung di bawah Presiden, pun disebut-sebut juga menjadi kandidat kuat untuk dioptimalkan fungsinya sebagai Badan Keamanan Siber Nasional. Bapak Andi Widjojanto juga mengakui perkembangan persandian di Indonesia kini sudah semakin pesat, hal ini dikuatkan dengan peluncuran kriptografi buatan Lemsaneg beberapa waktu lalu, yang ternyata tidak lagi menggunakan huruf latin dalam proses kriptografinya. [AR]