Dalam tulisan blog di Facebook, Guy Rosen, Wakil Presiden Facebook untuk manajemen produk, mengatakan bahwa Facebook telah menonaktifkan sekitar 583 juta akun palsu selama tiga bulan terakhir ini. Banyak dari akun tersebut diblokir dalam beberapa menit setelah didaftarkan.
Itu artinya ada upaya lebih dari 6,5 juta kali untuk membuat akun palsu setiap harinya dari 1 Januari hingga 31 Maret. Facebook memiliki 2,2 miliar pengguna aktif bulanan, dan jika system kecerdasan Facebook tidak menangkap akun palsu ini, maka mereka akan membanjiri jaringan social tersebut dan populasinya akan membengkak hanya dalam waktu 89 hari.
Akun palsu dan akun yang dibuat otomatis telah mewabah layanan populer lainnya juga, termasuk Twitter dan YouTube. Sebuah laporan dari Pusat Penelitian Pew pada bulan April mengatakan bahwa dua pertiga dari tautan yang ditulis di Twitter berasal dari bot. Sementara dari hasil penelitian tahun lalu dari Universitas Oxford memperlihatkan bahwa bot di jejaring sosial merupakan kekuatan yang signifikan dalam mengarahkan opini politik.
Selain itu, Rosen juga mengatakan bahwa Facebook memblokir jutaan akun palsu setiap hari, tetapi tidak diketahui berapa banyak jumlahnya.
Senjata utama dalam perang melawan akun palsu adalah kecerdasan buatan. Tapi kecerdasan buatan tidak sempurna. Walaupun telah memblokir lebih dari 500 juta akun palsu, Facebook memperkirakan bahwa sekitar 3 persen hingga 4 persen akun adalah akun palsu.
Bahkan pada persentase terendah, dengan pengguna yang sangat besar, setidaknya ada sekitar 66 juta akun palsu bersembunyi di depan mata Facebook.
Sistem kecerdasan buatan yang digunakan Facebook telah menghapus 837 juta tulisan spam yang langsung dihapus sebelum dibaca oleh orang banyak.
Statistik lain dari kuartal pertama tahun ini memperlihatkan Facebook telah menurunkan 21 juta konten dewasa dan aktivitas seksual. Selain itu Facebook juga menghapus atau memasang label peringatan pada 3,5 juta konten kekerasan serta menghapus 2,5 juta konten mengenai ujaran kebencian.
“Kami menghadapi lawan yang canggih dan mereka terus mengubah taktiknya untuk dapat menghindari kontrol kami, ini berarti kami harus terus membangun dan menyesuaikan upaya kami,” kata Rosen.
“Itu sebabnya kami melakukan investasi besar pada sumber daya manusia dan teknologi yang lebih baik,” pungkasnya.(hh)