Facebook Inc (FB.O) mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka telah mulai memeriksa kebenaran foto-foto dan video dalam rangka mengurangi hoax dan berita palsu yang telah menyebar di jaringan media sosial terbesar di dunia tersebut.
Seperti dilansir dari Reuters, selama beberapa bulan terakhir ini Facebook menghadapi banyak kritikan dari para pengguna dengan keluhan yang beragam mulai dari penyebaran berita palsu hingga penggunaan jaringan untuk memanipulasi pemilihan dan juga adanya pengambilan 50 juta data pengguna Facebook oleh konsultan politik Cambridge Analytica.
Foto dan video manipulasi merupakan salah satu masalah yang berkembang di media sosial. Pengecekan kebenaran foto dan video telah dimulai pada hari Rabu di Perancis dengan bantuan dari kantor berita AFP. Proses ini akan segera diperluas ke banyak negara dan mitra, Manajer Produk Facebook, Tessa Lyons, menjelaskan hal tersebut dalam sebuah briefing dengan wartawan.
Namun, dia tidak menjelaskan kriteria yang digunakan oleh Facebook atau AFP untuk melakukan evaluasi terhadap foto – foto dan video atau bagaimana foto yang di edit bisa dinyatakan sebagai foto palsu di perusahaan jejaring media sosial itu.
Tessa Lyons juga menjelaskan bahwa proyek tersebut merupakan bagian dari upaya untuk melawan berita palsu seputar pemilihan umum. Belum ada wakil dari AFP yang memberkan komentarnya perihal pengecekan tersebut.
Sementara itu, saham Facebook ditutup dengan kenaikan 4,4 persen atau pada 159,79 dolar pada hari Kamis, setelah dua minggu bergejolak. Namun, posisi itu masih turun 13 persen dari 16 Maret, ketika Facebook mengungkapkan adanya kebocoran data pengguna oleh Cambridge Analytica, sehingga memicu munculnya kekhawatiran dan meminta peraturan diperketat.
Facebook juga telah mencoba cara lain untuk menghentikan penyebaran berita bohong, yaitu dengan menggunakan pemeriksa fakta pihak ketiga untuk membantu mengidentifikasinya. Selanjutnya akan diberikan informasi di Feed Berita Facebook ketika orang-orang membagikan tautannya.
Pada bulan Januari, Mark Zuckerberg mengatakan bahwa Facebook akan memprioritaskan berita yang “dapat dipercaya” dengan menggunakan survei anggota untuk mengidentifikasi konten yang berkualitas tinggi.
Produk Manager Facebook, Samidh Chakrabarti, mengatakan dalam bahwa Facebook telah mulai secara proaktif mencari informasi yang tidak sesuai terkait pemilu, ketimbang menunggu adanya laporan masuk dari pengguna. Ini akan membuat mereka bergerak lebih cepat.
Disamping itu, Alex Stamos, selaku Chief Security Officer Facebook, mengatakan bahwa Facebook tidak hanya memperhatikan fakta – fakta yang dipalsukan, tetapi juga jenis – jenis pemalsuan lainnya.
Dia juga mengatakan bahwa Facebook ingin mengurangi “penonton palsu,” yang digambarkannya menggunakan trik khusus yang secara artifisial dapat memperluas persepsi dukungan untuk pesan tertentu dan komentar palsu, seperti berita utama dan bahasa yang mengeksploitasi sebuah perselisihan.(hh)