Microsoft mengungkapkan dugaan serius terkait penggunaan kecerdasan buatan (AI) oleh agen Tiongkok dalam upaya mereka untuk menyebarkan disinformasi di kalangan pemilih Amerika Serikat menjelang pemilu AS tahun 2024. Dalam laporan mereka, Microsoft mencatat bahwa agen-agen Tiongkok telah menggunakan AI untuk menciptakan gambar palsu yang menampilkan Statuta Kebebasan dan gerakan Black Lives Matter. Tujuan mereka adalah untuk merendahkan tokoh dan simbol politik AS, serta memprovokasi diskusi yang memecah belah masyarakat.
Selama sembilan bulan terakhir, agen-agen ini telah mengunggah gambar-gambar buatan AI ini ke media sosial dengan harapan agar orang-orang Amerika menyebarkannya lebih lanjut. Yang mengkhawatirkan adalah bahwa gambar-gambar palsu ini dapat menggoda pemilih AS secara online, mempengaruhi opini mereka, dan menciptakan ketidakpercayaan terhadap proses politik.
Microsoft juga mengungkap bahwa agen-agen Tiongkok menggunakan jaringan pengaruh yang terhubung dengan Partai Komunis Tiongkok untuk menyebarluaskan gambar-gambar ini. Meskipun gambar-gambar tersebut dibuat oleh komputer, mereka telah berhasil menarik perhatian pengguna media sosial yang sebenarnya, yang secara tidak sadar membantu menyebarkannya lebih luas.
Kekhawatiran utama adalah potensi peningkatan penggunaan AI dalam menyebarkan disinformasi di AS, terutama dalam menghadapi pemilihan kontroversial di tahun 2024 antara Presiden Joe Biden dan mantan Presiden Donald Trump. Dalam konteks ini, ada keprihatinan bahwa agen asing akan memanfaatkan teknologi ini untuk memperburuk kondisi informasi yang sudah buruk di dalam negeri. Dalam sebuah jajak pendapat, sebagian besar pendukung Partai Republik masih tidak mengakui kemenangan Biden pada tahun 2020, menciptakan kerentanan terhadap propaganda dan disinformasi.
Microsoft juga mengingatkan bahwa Tiongkok mungkin akan terus mengembangkan teknologi ini. Mereka mencatat bahwa AI telah meningkatkan tingkat keterlibatan pengguna media sosial, meskipun tidak memberikan metrik yang spesifik.
Sementara Tiongkok membantah tudingan ini dan menganggapnya sebagai prasangka, para pejabat AS terus berusaha mengidentifikasi dan mengatasi operasi pengaruh asing yang merusak proses politik Amerika. Dengan munculnya bukti-bukti seperti ini, penting bagi Amerika untuk memperkuat pertahanan terhadap disinformasi dan menjaga integritas pemilihan mereka.(hh)