Google kini menggunakan sistem kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi dan mengeluarkan peringatan banjir. Proyek ini dimulai di India untuk membantu orang agar dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik ketika menghadapi bencana banjir.
Perusahaan teknologi raksasa itu telah mengeluarkan peringatan pertamanya bulan lalu di negara bagian Bihar di India di mana mereka bermitra dengan Komisi Air Pusat negara tersebut.
Google mengeluarkan peringatan adanya banjir itu melalui sistem yang disebut dengan Google Public Alert. Sistem ini akan memberi tahu pengguna dalam situasi darurat seperti banjir yang terintegrasi ke Penelusuran Google, Google Maps, dan Google Now.
Perusahaan teknologi raksasa tersebut juga mengatakan bahwa hampir 250 juta orang terkena banjir setiap tahunnya. Dimana India bertanggung jawab atas 20 persen korban dari dampak terjadinya bencana banjir.
Sebagai upaya untuk mencegah hal tersebut, maka Google melatih model sistem kecerdasan buatannya dengan data peristiwa historis serta pembacaan tingkat sungai, dataran, dan elevasi pada area tertentu.
Melalui model tersebut, Google kemudian membuat peta dan menjalankan beberapa simulasi untuk membuat model perkiraan yang dapat secara akurat memprediksikan lokasi, waktu, dan tingkat keparahan bencana banjir yang mungkin terjadi.
Menggunakan kecerdasan buatan untuk dapat lebih memahami bencana alam bukanlah bidang baru. Sejumlah makalah telah diterbitkan mengenai masalah ini, dan uji coba sedang dijalankan oleh kedua kota dan perusahaan seperti Microsoft dan IBM untuk menguji dan mengimplementasikan model-model tersebut.
Ini merupakan sebuah tantangan yang sempurna untuk pembelajaran mesin. Memprediksi kejadian seperti gempa bumi dan banjir berarti memilah-milah data kompleks yang sangat besar untuk dapat mengungkap koneksi yang sebelumnya diabaikan. Hanya jenis AI yang unggul saja yang dapat melakukannya.
Tahun lalu, Google mulai mengeluarkan peringatan SOS di Google Penelusuran dan Google Maps untuk memberikan informasi seperti nomor telepon dan situs web kepada pengguna selama terjadinya krisis.
Sementara itu, Facebook memiliki opsi ‘Tandai sebagai aman’ (Mark as safe) untuk bencana alam. Mudah-mudahan dengan kemajuan teknologi seperti ini, orang dapat tetap aman ketika terjadinya bencana alam di wilayah mereka.(hh)