Google Alphabet Inc pada hari Jumat minggu lalu mengumumkan proyek kabel bawah laut baru yang dijuluki “Equiano” yang akan menghubungkan Eropa dengan Afrika. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan infrastruktur komputasi awan yang dimiliki Google.
Seperti dilansir dari Reuters, proyek yang dijuluki Equiano tersebut sepenuhnya didanai oleh Google, dan ini adalah perusahaan kabel ketiga internasional yang dibiayai oleh Google.
Perusahaan mesin pencari raksasa Google, telah menginvestasikan dana sebesar 47 miliar dolar dalam meningkatkan infrastruktur teknologi globalnya selama tiga tahun terakhir. Google mengatakan Equiano adalah investasi kabel bawah laut ke-14 yang dilakukannya secara global.
Dalam sebuah postingan blog, Google, mengatakan bahwa Equiano akan menjadi kabel bawah laut pertama yang menggabungkan peralihan optik pada tahap serat pasangan, ketimbang pendekatan tradisional yaitu dengan peralihan tingkat gelombang
Google mengatakan kontrak untuk membangun kabel dengan Alcatel Submarine Networks telah ditandatangani pada kuartal keempat tahun 2018, dan fase pertama proyek adalah menghubungkan Afrika Selatan dengan Portugal yang diharapkan akan selesai pada tahun 2021.
Google sendiri pada bulan April lalu telah menyelesaikan proyek “Curie” yaitu proyek kabel antarbenua yang dilakukan oleh perusahaan swasta pertama, yang menghubungkan Chili ke Los Angeles.
Google telah melakukan banyak investasi dalam infrastruktur teknologi, terutama pada kabel bawah laut yang vital menghubungkan jaringan globalnya. Koneksi lainnya termasuk kabel yang menghubungkan Amerika Serikat ke Denmark dan Irlandia, dan penghubung lainnya di Asia.
Google memiliki pusat data di ibukota Chili, Santiago. Negara ini sedang berupaya menggelar jaringan serat optik untuk menghubungkan seluruh negara, dan bergerak maju untuk memasang jalur kabel bawah laut dengan Asia.
Tahun lalu Google juga mengumumkan proyek kabel bawah laut Dunant yang menghubungkan Prancis dan Amerika Serikat. Kabel sepanjang 6.600 km tersebut dijadwalkan akan mulai beroperasi pada tahun 2020.
Saat ini kabel bawah laut telah membentuk “backbone” internet yang mengangkut hampir 99 persen lalu lintas data dunia.(hh)