Dua operator seluler di Indonesia, Indosat dan XL telah melakukan kerja sama dalam hal berbagi jaringan 4G LTE di empat kota dengan metode Multi Operator Radio Access Network (MORAN). Kedua operator terbesar di Indonesia ini ingin memperkuat kerja samanya dengan menerapkan metode Multi Operator Core Network (MOCN) ke depannya.
“Network sharing efisiensinya bisa sampai 20%-30% benchmark industri. Sedangkan core network sharing efisiensinya sekitar 30%-40%. Kita masih tunggu regulasi keluar, tapi so far kita ada beberapa kota untuk peta di-sharing tapi pada akhirnya kita launching sendiri-sendiri,” ungkap Dian Siswarini, Presiden Direktur XL Axiata.
Metode MORAN dalam kerja sama ini memungkinkan satu radio akses menyebarkan dua sinyal yang berbeda untuk pelanggan XL Axiata dan Indosat Ooredoo. Sedangkan untuk MOCN, untuk satu radio akses menyebarkan satu sinyal yang bisa dipakai untuk pelanggan XL Axiata maupun Indosat Ooredoo.
Menurutnya, meskipun XL dan Indosat bekerja sama, pelanggan XL tetap mengikuti kebijakan dan tarif yang berlaku di XL, begitu pun dengan pelanggan dari Indosat. Lanjut menurutnya, kerja sama dalam hal berbagi jaringan dengan metode MOCN ini dapat diterapkan jika sudah ada regulasi berbagi jaringan secara aktif dari pemerintah.
“MORAN itu sebenarnya kita memakai kabinet yang sama tetapi di dalam kabinet itu ada dua transceiver (transmitter dan receiver) yang berbeda. Masing-masing transceiver itu akan memancarkan di dua frekuensi berbeda, yang satu XL dan satunya Indosat. Tapi kita bisa taruh di dalam kabinet yang sama tetapi memancarkan frekuensi yang berbeda. Jadi sebetulnya itu masih dua BTS, meskipun keliatannya fisiknya satu,” jelas Dian.
Kendati MOCN membuat perusahaan lebih efisien, tapi langkah ini perlu diantisipasi karena jika radio akses yang digunakan di suatu area mati, maka layanan dua operator seluler di area itu akan ikut mati dan pada akhirnya merugikan konsumen.
Selain XL dan Indosat, perusahaan telekomunikasi Smartfren juga mendukung dan membuka diri untuk berbagi jaringan. Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys sempat berkata, adalah suatu “pemborosan nasional” jika beberapa operator membeli perangkat radio yang sama dan membangun jaringan masing-masing di wilayah yang sama.
Tetapi Merza menggarisbawahi urusan teknis perlu diperhatikan ketika mengambil keputusan berbagi jaringan, termasuk soal tagihan dan menekan gangguan sinyal.
Terus Dorong Infrastruktur Sharing
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara memang menyatakan rencananya untuk mendorong infrastructure sharing yang lebih aktif. Hal ini dimaksudkan, supaya dapat berdampak pada penghematan investasi dan devisa sampai USD 200 miliar. Memang selama ini di Indonesia, konsep berbagi infrastruktur telekomunikasi di Indonesia sifatnya masih pasif (passive sharing) di mana konsep berbagi hanya dilakukan pada komponen non-elektronik seperti menara, generator listrik, baterai, dan lainnya. [MFHP]