Matt Free, Manager di Evergreen FS, sebuah perusahaan agrikultur dan timnya menyediakan layanan perlindungan tanaman seperti pupuk dan herbisida untuk para petani di Illinois, Amerika. Setelah bertahun – tahun melakukan uji coba pada berbagai jenis teknologi baru, Evergreen FS menemukan kecerdasan buatan yang mampu mengenali hama atau penyakit tanaman seperti tumbuhnya jamur dan juga kekurangan air pada tanaman jagung dan kedelai beberapa minggu sebelum mata dapat melihat apa yang terjadi.
Perusahaan teknologi yang berasal dari startup Ceres Imaging, menawarkan para petani analisa kecerdasan buatan dari foto yang diambil dari pesawat terbang. Sebelumnya, teknologi itu terbatas hanya untuk tanaman anggrek dan perkebunan anggur.
Setelah foto diambil, Ceres menyediakan peta yang telah ditandai dimana saja lokasi yang bermasalah di areal perkebunan. Kemudian tim akan mendatangi area yang ditandai, tetapi mereka tidak bisa mendeteksi masalahnya langsung dengan mata mereka. Baru dua atau tiga minggu kemudian, terbukti kecerdasan buatan itu benar, penyakit tanaman baru terlihat muncul.
Menurut Michael Gore dari Sekolah Agrikultur Cornel Colleger dan profesor dari Life Sciences, kecerdasan buatan memiliki masa depan yang cerah di sektor agrikultur. Memang tidak akan menjadikan solusi terbaik, namun ia berharap akan sering digunakan oleh para pertani jagung dan kacang kedelai dalam lima sampai 10 tahun mendatang.
“Menunggu sampai penyakit tanaman bisa terlihat oleh mata, kemungkinan akan terlambat untuk melakukan perawatan,” ujarnya
“Jikalau kita dapat mengetahuinya lebih dini, seperti adanya hama misalnya, para petani dapat bertindak lebih cepat guna mencegahnya agar tidak mengganggu produktivitas,” imbuhnya.
Namun, teknologi tersebut masih memiliki kelemahan. Seperi pada umumnya kecerdasan buatan, ia hanya bekerja baik pada data – data yang telah dilatih. Jadi belum mampu mendiagnosa setiap perkebunan dengan sempurna.
Teknologi imaging Ceres mengandalkan sebuah sensor yang mengukur panjang gelombang cahaya yang tidak dapat dilihat oleh mata manusia. Panjang gelombang cahaya ini selanjutnya di analisa untuk mengetahui apakah tanaman dalam kondisi sehat atau tidak. Biayanya berkisar dari 6 sampai dengan 10 dolar per hektar tergantung pada jenis tanaman. Namun, biaya ini masih cukup murah apabila para petani menggunakan fungisida.
Evergreen FS sendiri akan mulai menawarkan teknologi tersebut ke para petani jagung dan kacang kedelai pada musim cocok tanam tahun 2018. Dengan menggunakan teknologi ini, para petani juga bisa menghemat waktu, karena tidak harus mengunjungi setiap kebun dan lebih efektif dalam mengambil keputusan.
Upaya untuk mengenali adanya penyakit lebih dini dapat membuat perbedaan yang besar. Disamping itu, hasil produksi pertanian semakin meningkat dan memberikan kesempatan lebih jauh untuk kecerdasan buatan, sehingga berdampak besar pada sektor agrikultur.
Sejumlah petani tomat menggunakan sebuah jaringan kamera yang dipasang pada atap rumah kaca untuk memantau dan mengenali apabila ada masalah. Beberapa petani bahkan telah melakukan uji coba menggunakan drone untuk membantu memantau kebun mereka.(hh)