Label-label rekaman terbesar di dunia menuntut dua perusahaan rintisan (start-up) kecerdasan buatan (AI) atas dugaan pelanggaran hak cipta dalam sebuah kasus yang berpotensi menjadi kasus penting. Perusahaan-perusahaan seperti Sony Music, Universal Music Group dan Warner Records mengatakan bahwa Suno dan Udio telah melakukan pelanggaran hak cipta dalam skala yang hampir tak terbayangkan.
Mereka mengklaim bahwa perangkat lunak pasangan ini mencuri musik untuk mengeluarkan karya serupa dan meminta kompensasi sebesar $150.000 dollar per karya. Suno dan Udio tidak segera menanggapi permintaan komentar. Tuntutan hukum yang diumumkan pada hari Senin oleh Asosiasi Industri Rekaman Amerika ini merupakan bagian dari gelombang tuntutan hukum dari para penulis, organisasi berita, dan kelompok-kelompok lain yang menantang hak-hak perusahaan-perusahaan AI untuk menggunakan karya mereka.
Suno, yang berbasis di Massachusetts, merilis produk pertamanya tahun lalu dan mengklaim bahwa lebih dari 10 juta orang telah menggunakan alatnya untuk membuat musik.
Menurut bbc.com, perusahaan ini, yang bermitra dengan Microsoft, mengenakan biaya bulanan untuk layanannya dan baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka telah mengumpulkan dana sebesar 125 juta dolar AS dari para investor. Udio yang berbasis di New York, yang dikenal sebagai Uncharted Labs, didukung oleh investor modal ventura ternama seperti Andreessen Horowitz. Udio merilis aplikasinya ke publik pada bulan April, dan meraih ketenaran yang nyaris instan karena menjadi alat yang digunakan untuk membuat “BBL Drizzy” – sebuah lagu parodi yang berkaitan dengan perseteruan antara artis Kendrick Lamar dan Drake.
Di masa lalu, perusahaan-perusahaan AI berargumen bahwa penggunaan materi mereka sah di bawah doktrin penggunaan wajar, yang mengizinkan karya berhak cipta digunakan tanpa lisensi dalam kondisi tertentu, seperti untuk satir dan berita. Para pendukungnya membandingkan pembelajaran mesin dengan alat AI dengan cara manusia belajar dengan membaca, mendengar, dan melihat karya-karya sebelumnya.
Namun dalam pengaduan yang diajukan di pengadilan federal di Massachusetts dan New York, label rekaman mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan AI tersebut hanya menghasilkan uang dari menyalin lagu-lagu tersebut.(ra)