Mendikbud Nyatakan Minat Untuk Gunakan Tranponder BRIsat

Jakarta – Semenjak diluncurkannya satelit BRIsat pada tanggal 17 Juni 2016 lalu, pihak BRI telah menyerahkan empat transponder kepada negara dalam hal ini melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika. Anies Basweda, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), mengutarakan ketertarikannya untuk menggunakan satu slot transponder yang diperuntukan untuk negara.

Satelit milik PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) ini mempunyai 45 slot transponder. Sebanyak 23 transponder akan digunakan oleh BRI, sementara empat transponder diserahkan kepada pemerintah melalui Menkominfo. Sementara 18 transponder yang tersisa akan digunakan untuk menampung daya komunikasi BRI di masa mendatang. Izin penggunaan satelit BRIsat dibatasi hanya untuk telekomunikasi khusus (telsus), dan bukan untuk komersial.

Dalam waktu dekat Anies akan bertemu dengan Direktur Utama BRI, Asmawi Syam guna mengambil tindakan untuk langkah-langkah selanjutnya.

“Positif sekali, saya sempat bicara Dirut BRI untuk rencana abis Lebaran mau ketemu, tetapi belum sempat ketemu sampai sekarang untuk explore kerja sama bidang pendidikan,” ujar Anies seperti yang dikutip dari detikINET, Senin (18/7/2016).

Dengan adanya minat untuk menggunakan transponder BRIsat, kira – kira apa yang akan diaplikasikan oleh pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan?

Namun, Mendikbud sendiri secara terus terang mengatakan bahwa sedang mempelajari penggunaan jatah tranponder yang dialokasi untuk pemerintah oleh BRI.

“Belum tahu, tetapi kita ketemu janji ngobrol abis Lebaran,” ujarnya.

Sebelumnya Anies telah memprakarsai Program Indonesia Mengajar, namun untuk penggunaan transponder dia belum bisa memberikan penjelasan secara detil mengenai persiapan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kalau mereka diberikan jatah untuk menggunakan tranponder satelit BRSsat.

“Nanti kita lihat dulu,” pungkasnya.