Kolaborasi Peneliti antara Rosalind Picard dari MIT dan Paola Pedrelli dari Rumah Sakit Umum Massachusetts, yang memanfaatkan algoritme AI dan teknologi ponsel cerdas sebagai bantuan untuk membantu memantau dan mengobati seseorang yang memiliki penyakit mental. Alat Ini bisa menjadi aplikasi yang layak, karena perilaku dapat menjadi tanda utama penyakit mental dan perilaku dapat dilacak.
Picard dan Pedrelli menggunakan machine learning untuk memasukkan data tersebut ke alat kecerdasan buatannya, sehingga dapat mempelajari perilaku dan parameter fisiologis mana yang berkorelasi dengan depresi. Mereka telah mendaftarkan 48 peserta yang mengidap depresi sejauh ini:
Selama 22 jam per hari, setiap hari selama 12 minggu, peserta memakai gelang Empatica E4. Gelang yang dikenakan ini, telah dirancang oleh salah satu perusahaan yang didirikan oleh Picard. Gelang ini dapat mengambil informasi tentang data biometrik, seperti aktivitas elektrodermal (kulit).
Peserta juga bisa mengunduh aplikasi di ponsel mereka untuk mengumpulkan data tentang teks dan panggilan telepon, lokasi, dan penggunaan aplikasi, dan juga meminta mereka untuk menyelesaikan survei depresi setiap dua minggu. Setiap minggu, pasien memeriksakan diri ke dokter yang mengevaluasi gejala depresi mereka.
Menurut sciencebasedmedicine.org, saat ini mereka hanya mengumpulkan data, dan mengajarkan AI untuk mendeteksi ketika perubahan terjadi pada subjek yang menunjukkan bahwa depresi mereka memburuk atau mereka mengalami episode depresi akut. Ini bukan hanya data kelompok, tetapi data individu, dengan tujuan untuk menentukan setiap subjek individu mana dengan perubahan perilaku yang berkorelasi dengan memburuknya depresi.
Mereka juga berspekulasi bahwa jenis data ini mungkin berguna untuk merekomendasikan intervensi perilaku. Misalnya, jika peserta kurang tidur dan merasa lebih tertekan, mereka dapat diminta untuk mencoba tidur lebih banyak.
Mengumpulkan banyak data dan memasukkannya ke dalam algoritma pembelajaran mesin mungkin merupakan bagian yang mudah. Namun tetap diperlukannya uji klinis yang cermat untuk menentukan sebab dan akibat (bukan hanya korelasi) serta menentukan intervensi spesifik.
Studi ini hanya memberi kita gambaran sekilas tentang potensi alat kecerdasan buatan ini. Akan membutuhkan banyak penelitian untuk mengetahui cara terbaik untuk menerapkannya.(ra/hh)