Nokia dan Samsung telah mencapai kesepakatan baru atas lisensi paten 5G. Kemitraan ini berarti Samsung akan memperpanjang kesepakatan yang memungkinkannya untuk terus menggunakan teknologi 5G milik Nokia. Perjanjian sebelumnya antara kedua perusahaan telah berakhir pada Desember tahun lalu.
Perusahaan Finlandia, Nokia, memiliki portofolio paten 5G yang luas yang memungkinkan mitranya untuk menggunakan hal yang sama dalam perjanjian berbasis waktu. Saat ini Nokia memegang 4.500 keluarga paten yang sangat penting untuk 5G. Hal ini menunjukkan bahwa Nokia memiliki kontribusi yang signifikan dalam teknologi 5G dan menjadi pemain utama di industri ini.
Perjanjian baru dengan Samsung adalah perjanjian multi-tahun di mana Samsung akan membayar royalti kepada Nokia mulai 1 Januari 2023. Ini menunjukkan bahwa Samsung menghargai kontribusi Nokia dalam teknologi 5G dan akan terus bekerja sama dalam mengembangkan teknologi ini.
Menanggapi perjanjian ini, Presiden Nokia Technologies Jenni Lukander menyatakan bahwa kemitraan ini memberikan kedua perusahaan kebebasan untuk berinovasi dan mencerminkan kekuatan portofolio paten Nokia, serta investasi selama puluhan tahun dalam R&D dan kontribusi terhadap standar seluler dan teknologi lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa kemitraan ini akan memberikan manfaat yang besar bagi kedua perusahaan dalam mengembangkan teknologi 5G dan berinovasi di industri ini.
Secara keseluruhan, kesepakatan baru antara Nokia dan Samsung ini menunjukkan komitmen kedua perusahaan dalam mengembangkan teknologi 5G dan bekerja sama dalam industri ini. Kemitraan ini akan memberikan manfaat yang besar bagi kedua perusahaan dalam mengembangkan teknologi 5G dan berinovasi di industri ini.
Samsung akan membayar royalti kepada Nokia mulai 1 Januari 2023, yang akan menjadi sumber pendapatan yang signifikan bagi Nokia. Selain itu, Samsung juga memiliki perjanjian 5G dengan saingan Nokia, Ericsson, yang akan memperluas jangkauannya di industri ini dan memberikan kontribusi dalam standar seluler dan teknologi lainnya.