Pemerintah Tiongkok Blokir Situs Web Kantor Berita Negara Barat

Sejumlah situs berita termasuk The Guardian, Washington Post, The Intercept, HuffPost, NBC News, Toronto Star, Christian Science Monitor dan Breitbart News dilaporkan telah diblokir di Tiongkok.

Seperti dilansir dari The Guardian, para pengguna internet di Tiongkok mulai mengeluhkan pada hari Jumat bahwa mereka tidak dapat lagi mengakses berita dari situs web dari beberapa publikasi yang berasal dari negara barat.

Pemblokiran terhadap situs-situs web negara barat tersebut dilakukan setelah sejumlah situs berita internasional memuat tulisan yang memperingati 30 tahun pembantaian Lapangan Tiananmen.

Perkembangan di Tiongkok atas budaya internet berbeda dengan negara lain. Di negara tirai bambu tersebut banyak peraturan berat yang menantang visi tradisional dari internet global terpadu.

Perusahaan web dan media Barat sering menghadapi pilihan, mematuhi aturan sensor agar dapat berbisnis di salah satu negara dengan ekonomi terbesar di dunia, atau berhenti berbisnis di Tiongkok.

Akibatnya, situs web media sosial popular seperti Facebook dan Google diblokir di negara itu. Sehingga para pengguna internet di Tiongkok malah menggunakan layanan media sosia lokal seperti Weibo dan WeChat, yang secara teratur disensor.

Kedutaan Inggris di Beijing minggu ini mengeluarkan pernyataan atas nama menteri luar negeri, Jeremy Hunt, melalui Weibo untuk memperingati insiden Lapangan Tiananmen tetapi mengatakan telah dihapus dari jejaring sosial domestik.

Penyedia informasi keuangan, Refinitiv, perusahaan patungan antara Blackstone dan Thomson Reuters juga masuk dalam daftar sensor. Minggu ini, mereka telah menghapus berita Reuters tentang insiden Lapangan Tiananmen dari terminal Eikon mereka di Tiongkok.

Sementara itu, menurut Reuters, hal tersebut terjadi setelah adanya tekanan dari administrasi siber Tiongkok yang mengancam akan menghentikan layanan perusahaan jika tidak mematuhi. Dampaknya pun terasa hingga luar daratan Cina, beberapa pengguna di Hong Kong mendapati mereka tidak dapat mengakses situs-situs berita.

Meskipun divisi berita Reuters telah menyatakan keprihatinan mereka terkait adanya penghapusan laporan berita yang factual. Refinitiv mengatakan mereka harus mematuhi hukum setempat. Saingannya Bloomberg sebelumnya juga menghadapi tuduhan menyensor berita untuk memastikan masa depan bisnisnya yang menguntungkan di Tiongkok.(hh)