Jakarta – Dua siswi dari SMK Negeri di Sleman telah menciptakan sebuah sistem deteksi yang mampu mendeteksi gerakan jarak jauh dari pencuri. Munculnya ide membuat sistem deteksi tersebut berasal dari adanya kabar mengenai pencurian dan mulai banyaknya rumah tetangga yang memasang CCTV.
Seperti dilansir dari detik INET, sekolah kedua siswi tersebut adalah SMKN 1 Depok, Sleman. Sementara aplikasi yang mereka buat diberi nama Srisujak. Aplikasi ini sudah dibuat sejak Juni 2015 tahun lalu oleh Noviani Fitri Andari (16) dan Umi Mukholifah (16). Dimana keduanya tergabung dalam sebuah kelompok Karya Ilmiah Remaja di sekolahnya.
“Tetangga saya sudah pasang CCTV tapi kemalingan. Saya jadi berpikir bagaimana agar pemilik rumah tahu ada pencuri masuk saat itu juga,” jelas Novi, seperti dikutip dari detik INET.
Aplikasi berbasis Arduino dan Android yang mereka buat itu dapat menghubungi sang pemilik rumah melalui ponsel, ketika sensor yang terpasang mendeteksi gerakan yang mencurigakan. Maka dengan adanya aplikasi ini akan dapat membantu pengawasan CCTV.
“Jadi kalau ada gerakan, sensor akan mengirim karakter 1 ke Android A. Android A adalah android yang diletakkan di rumah,” ujar Noviani Fitri Andari (16), salah satu pembuat aplikasi Srisujak. Pembuatan aplikasi itu sendiri dibantu juga oleh pembina mereka Lintang Wisesa.
Alat sensor yang digunakan adalah PIR HC-SR 501, jangkauan sensor PIR antara 4 -10 meter dengan sudut mencapai 120 derajat. Alat inilah nanti yang akan melakukan pendeteksian terhadap gerakan. Alat ini terpasang pada Arduino yang merupakan otaknya. Sebagai pelengkap untuk menghubungkan alat tersebut kepada perangkat ponsel, maka digunakan modul bluetooth HC-05.
Apabila ada gerakan terdeteksi, Arduino segera menghubungi Android A melalui bluetooth. Kemudian Aplikasi Srisujak yang terpasang di Android A akan menghubungi Android B yang dibawa oleh pemilik rumah.
“Jadi saat teleponnya diangkat, pemilik rumah akan mendengar suara-suara yang tertangkap dari rumahnya,” terangnya.
“Nanti juga kita akan bikin web. Di web itu pemilik rumah bisa melihat kondisi rumahnya dari jarak jauh. Tapi hanya pemilik rumah saja yang bisa mengakses gambar itu,” jelas Novi.
Sang pembina, Lintang juga menyatakan bahwa saat baru aplikasi yang mereka kembangkan tergolong yang paling murah.
“Biasanya untuk rangkaian yang menelepon atau SMS itu pakai modul SIM 900 atau GPRS atau ESP. Sementara Srisujak hanya memakai bluetooth dan android,” ujar Lintang.
Maka dari itu, Aplikasi Srisujak jauh lebih murah, hampir empat kali lebih murah ketimbang yang menggunakan modul SIM 9000.
“Modul di atas Modul GSM, yang harganya rata-rata Rp 200 ribu sampai Rp 900 ribu. Jadi tanpa modul GSM itu, Srisujak jauh lebih murah. Biaya Srisujak ini kurang dari Rp 250 ribu,” ujarnya seraya mengakhiri penjelasannya.
Ia pun menginformasikan bahwa aplikasi hasil karyanya itu telah memperoleh penghargaan Best Presentation di acara Creanovation di Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang pada tahun 2016.
Dengan diraihnya penghargaan tersebut, maka pada pertengahan bulan September lalu, Umi dan Novi serta pembinanya Lintang Wisesa mengikuti kegiatan Klinik Sains DIY 2016, dimana Srisujak ikut serta diperlombakan. Kegiatan ini diadakan di Taman Sepintar.
“Di sana kita pamerkan Srisujak. Tapi masih belum terpikir untuk produksi massal karena masih harus disempurnakan lagi,” ujar Umi.