Mulai tahun depan Google tidak akan lagi menampilkan semua iklan dari situs-situs yang dilihat mengganggu pada browser Chrome. Rencana tersebut di umumkan oleh Google hari ini.
Seperti dilansir dari TechRadar, setelah beberapa minggu munculnya spekulasi bahwa Google berencana untuk memperkenalkan pemblokir iklan untuk Chrome buatan mereka, hari ini hal tersebut terbukti benar.
Pengumuman teresebut disampaikan oleh Sridhar Ramaswamy, yang sekaligus menjelaskan alasan dilakukannya pemblokiran semua iklan untuk para penerbit yang tidak mengikuti aturan.
Ramaswamy memahami bahwa sebagian pembuat konten online membiayai pekerjaan mereka dengan iklan. Namun, Ramaswamy juga melihat adanya iklan-iklan yang dirasakan mengganggu dan juga membosankan. Ini membuat pengguna memblokir iklan-iklan tersebut dengan menggunakan ekstensi dan aplikasi lainnya.
Tujuan utama dari Google melakukan hal itu adalah untuk mendorong sistem periklanan yang lebih baik, sehingga penerbit dan pengunjung bisa merasa cocok. Mesin pencari raksasa itu juga telah bergabung dengan “Coalition for Better Ads” (koalisi untuk iklan-iklan yang lebih baik) dan akan menggunakan standard dari Better Ads sebagai panduan dalan penerapan iklan yang praktis.
Berdasarkan standarisasi yang dibuat oleh Better Ads Standards berikut adalah contoh-contoh iklan yang tidak baik, misalnya seperti iklan yang muncul tiba-tiba, video yang secara otomatis berjalan dengan suara, iklan yang menggunakan hitungan mundur dan iklan ukuran besar yang tidak dapat ditutup.
Termasuk juga di perangkat mobile, iklan-iklan yang tidak mengikuti standar misalnya iklan dengan densitas melebihi 30 persen, iklan dengan tampilan penuh dan iklan yang menggunakan animasi flash. Pemblokir iklan buatan Google ini bisa berfungsi di komputer dan perangkat mobile.
Untuk itu Google memberikan waktu kurang lebih setengah tahun untuk para penerbit konten online guna mempersiapkan diri ketika pemblokir iklan diluncurkan. Hal ini seperti dilansir dari Wall Street Journal.
Selain itu, pemblokiran iklan secara default akan aktif, sehingga akan berhenti menampilkan iklan yang menurut pengguna kurang tepat. Google sendiri menganggap fitur pemblokiran iklan ini lebih kepada alat filter bukan fitur penuh dari alat yang pemblokir iklan sebenarnya. Mereka juga akan menyediakan informasi bagi para penerbit, sehingga mereka tidak kehilangan pendapat dari iklan secara mendadak.
Informasi yang disediakan seperti “Ad Experience Report”, sebuah fitur pelaporan yang membantu penerbit mengidentifikasi apa yang menyebabkan iklan-iklan yang mereka gunakan melanggar standarisasi dari “Better Ads Standards”. Tidak hanya sekedar laporan, Google pun akan menyertakan hasil tangkapan layar dan video dari iklan-iklan tersebut serta panduan bagaimana menghadirkan iklan yang lebih dapat diterima oleh pengguna.
Fitur lain yang diperkenalkan oleh Google adalah “Funding Choices” (pilihan pendanaan). Dengan adanya fitur ini para penerbit dapat menghadirkan pesan bagi pengunjung situs mereka yang pemblokir iklannya aktif. Jadi nantinya pengunjung akan mendapatkan pilihan untuk mengijinkan iklan atau membayar untuk menghilangkan semua iklan. Transaksi akan dilakukan melalui fitur baru milik Google yaitu Google Contributor.
Untuk pilihan pendanaan (Funding Choices) telah tersedia di Amerika, Inggris, Jerman, Australia, dan New Zealand. Tahun ini direncanakan akan lebih banyak lagi hadir di negara-negara lainnya.
Namun, ini sepertinya lebih kepada sebuah penekanan, karena penerbit konten online mengandalkan pendapat mereka dari iklan, sehingga mereka bisa menyajikan karya mereka dengan gratis. Sementara Google telah merasa memiliki kekuasaan jadi mereka lebih leluasa mengatur periklanan online.(hh)