Teknologi Komunikasi dan IT Percepat Proses Penanggulangan Bencana

Jakarta – Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) bekerjasama dengan Kementerian Kominfo dan Informatika serta Nokia Indonesia hari ini (27/07/2016), menyelenggarakan Diskusi Panel mengenai Public Safety LTE Network dengan tema “Pemanfaatan Teknologi LTE untuk Meningkatkan Efektifitas Upaya Penanggulangan Bencana di Indonesia”, yang bertempat di Flores Room Hotel Borobudur, Jl Lapangan Banteng No.1, Jakarta.

Hadir pada kesempatan itu Direktur Pengembangan Pita Lebar, Kemkominfo Dr. Ir. Ismail, MT mewakili Menkominfo Rudiantara. Program Officer Spectrum Management Specialist, ITU South East Asia, Aamir Riaz, dan para Anggota MASTEL serta mitra dari lingkungan pemerintah, asosiasi dan swasta.

Ketua Umum Mastel, Kristiono menyampaikan pada sambutannya bahwa panel diskusi mengenai public safety ini sangat penting, karena memang kita sangat merasakan dalam keseharian dimana saja kita berada kita ingin selalu merasa aman. Ini juga didukung adanya kehadiran institusi-institusi dari pemerintah ataupun non pemerintah yang menyadari pentingnya hal ini, sehingga membuat rasa aman bagi masyarakat.

Kristiono juga menambahkan pada diskusi hari ini akan dibahas kemungkinan adanya platform baru yang dapat mendukung public safety, karena tahun lalu industri dan pemerintah telah mengumumkan mengenai LTE, dimana hingga saat ini progressnya berjalan baik. Mastel juga diminta oleh pemerintah untuk memantau perkembangannya. Ini terlihat dari jangkauan dan kualitasnya yang telah melebihi dari target.

Platform baru tersebut diharapkan membuat koordinasi yang lebih baik dan cepat dalam menangani bencana alam ataupun proses penyelamatan. Tentunya penerapannya tidak mudah, namun banyak negara sudah mulai merintis dan pemerintah pun menyadari mengenai hal ini.

Dalam sambutan singkatnya Direktur Pengembangan Pita Lebar, Kemkominfo, Ismail menyampaikan latar belakang diperlukannya public safety network. Pertama, karena Indonesia berada di wilayah rawan gempa, dan juga adanya kelalaian dari manusia yang menyebabkan timbulnya bencana alam. Kedua, institusi yang berwenang menangani bencana ataupun penyelamatan seperti pemadam kebarakan, kepolisian dan Basarnas memiliki jaringan komunikasi yang terpisah. Ketiga, kita perlu jaringan dengan standar internasional sehingga dapat terkoneksi dengan negara lain dalam upaya melakukan penyelamatan. Keempat, hadirnya teknologi broadband LTE yang memiliki beberapa frekuensi yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung public safety network.

Diskusi panel pertama menghadirkan tema “Penanganan Bencana dan Pemanfaatan Teknologi Telekomunikasi dan IT (Aspek Regulasi dan Bisnis)”, sebagai pembicara pada diskusi pertama, Direktur Pengembangan Pita Lebar, KemKominfo Dr. Ir. Ismail, MT, Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Willem Rampangilei, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar dan PB) DKI Jakarta, H. Subejo SH, Msi, dan Kepala Sud Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Sistim Komunikasi Badan SAR Nasional, Budi Prayitno.

Acara ditutup dengan diskusi panel kedua yang bertema “Prospek Eskalasi Pemanfaatan Teknologi Telekomunikasi dan IT dalam Penanggulangan Bencana”, pembicara yang hadir adalah Komisioner Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), Agung Harsoyo, Kepala Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi, Korps Lalu Lintas Polri, AKBP Imam Setiawan, VP Network Planning & Development, Budi Harjono, dan Country Marketing Lead, Nokia Networks Korea, Steve Park.