Jakarta – Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) mengadakan web seminar atau webinar yang bertajuk “ICT For Post COVID-19 : From Pandemic Resilience To Economic Recovery”. Webinar digelar pada Kamis (25/6/2020) pukul 13.00-17.00 WIB. Disiarkan live streaming melalui kanal Youtube MASTEL TV. Kegiatan ini merupakan kerja sama MASTEL dan Huawei Indonesia.
Para pembicara yang terlibat dalam Webinar ini adalah Bapak Suharso Monoarfa, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS RI dan Bapak Ismail, Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Kemkominfo yang mewakili Menkominfo. Sedangkan pada sesi panel, pembicara yang hadir yaitu Mr. Martin Xu, President of Global Government Affairs of Huawei Global; Ibu Mira Tayyiba, Staf Ahli Menteri Bidang Transformasi Digital, Kreativitas dan Sumber Daya Manusia, Kemenko Perekonomian; Bapak Anton Setiyawan, Direktur Proteksi Ekonomi Digital Badan Siber dan Sandi Negara; Bapak Yohannes Yudi Prabangkara, Asdep Industri Pendukung Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi; Bapak Dr. Fithra Faisal Hastiadi, S.E., MSE., M.A, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia; Bapak Dr. Dedy Permadi, Staf Khusus Menteri Bidang Kebijakan Digital dan Sumber Daya Manusia, Kemenkominfo; dan Bapak Mohamad Rosidi, ICT Strategy and Business Director Huawei Indonesia. Webinar ini dibuka dengan opening remark dari Bapak Kristiono (Ketua Umum MASTEL) dan Bapak Jacky Chen (CEO Huawei Indonesia).
Webinar ini diselenggarakan dalam rangka merespon situasi di tengah Pandemi COVID-19 yang telah mendorong peralihan kegiatan fisik tatap muka menjadi tidak tatap muka atau melalui jaringan dan aplikasi internet secara online, secara cepat dan masif. Hal ini merupakan upaya agar kegiatan ekonomi dan pendidikan nasional tidak terhenti total. Namun, kegiatan serba online ini merambah ke semua sektor, ekonomi, sosial-budaya, dan pemerintahan. Kelancaran kegiatan ekonomi, sosial-budaya, dan pemerintahan semuanya tergantung pada ketersediaan akses internet dengan kapasitas dan kualitas jaringan telekomunikasi yang baik.
Dalam sambutannya Bapak Kristiono, Ketua Umum MASTEL, menyampaikan “Dengan adanya pandemi COVID-19, di awal-awal kita merasa belum terbiasa karena kita mengadopsi satu style baru dalam belajar, bekerja, dan dalam segala hal. Namun setelah 3-4 bulan ini lama-kelamaan kita sudah mulai terbiasa. Ternyata jauh lebih efisien, lebih produktif, dan lebih hemat, rasanya ini menjadi suatu statement yang penting.”
MASTEL menyarankan kepada pemerintah untuk:
- Menggunakan momentum pandemi covid-19 untuk membuat program prioritas nasional “penguatan infrastruktur digital”.
- Mengharmoniskan/mengorkestrasikan para penyedia infrastruktur digital dari layer devices, layer network, hingga layer platform & apps & OTT.
- Segera membentuk gugus tugas untuk mengkoordinasikan penguatan layer network, yang juga merupakan infrastruktur fisik pembentuk ruang siber Indonesia.
Selanjutnya Bapak Jacky Chen, CEO Huawei Indonesia, mengatakan, “Teknologi dan konektivitas terbukti sangat vital perannya dalam mendukung transformasi dari luring ke daring selama PSBB berlangsung. Saat ini layanan digital di seluruh dunia, terutama di Indonesia, yang hadir melalui startup-startup unicorn, tetap memiliki potensi besar untuk terus tumbuh. TIK secara nyata telah menjadi faktor fundamental dari lini-lini produksi dan secara signifikan meningkatkan efisiensi pada proses-prosesnya. SDM dengan keterampilan di bidang digital akan benar-benar menjadi agen perubahan bagi negara manapun di dunia. Selama 20 tahun hadir dan berkiprah di Indonesia, Huawei yakin bahwa pembangunan ekosistem infrastruktur TIK Indonesia yang tangguh, seperti 5G, IoT, Fibre Network, Cloud, dan AI, akan mampu mendukung percepatan ekonomi digital Indonesia, menuju Indonesia yang cerdas dan semakin terhubung.”
Pada keynote-nya yang mewakili Menkomnifo, Dirjen SDPPI Kemenkominfo, Bapak Ismail, juga menyoroti poin-poin penting yang juga menjadi perhatian MASTEL dan Industri. Ismail menjelaskan bahwa pembangunan infrastruktur digital merupakan salah satu isu utama, baik di masa pandemi maupun masa-masa setelahnya. Ini adalah tantangan sekaligus juga peluang bagi keseluruhan ekosistem digital. Pemerintah sendiri melihat tantangan-tantangan yang harus dikelola dengan strategis oleh sektor TIK di masa sekarang maupun di era new normal yang menuntut percepatan transformasi digital di semua sektor, termasuk UMKM. Tantangan tersebut antara lain adalah penuntasan infrastruktur telekomunikasi yang mendorong percepatan pembangunan konektivitas hingga ke desa-desa, terutama yang belum terjangkau oleh layanan 4G.
Tantangan yang kedua adalah menjaga kedaulatan data. Pemerintah berharap, data-data lokal yang berasal dari makin besarnya transaksi akan bermanfaat untuk pengembangan ekonomi digital Indonesia. Berhubungan erat dengan tantangan kedua, Ismail menyebut tantangan ketiga adalah bagaimana mendorong tumbuhnya platform dan aplikasi lokal yang mampu memberdayakan berbagai sektor, dari pertanian, pendidikan, hingga kesehatan. Tantangan keempat adalah pembangunan talenta digital Indonesia.
“Dalam jangka pendek, pemerintah mengajak ekosistem digital untuk bersama-sama mendesain model kolaborasi baru untuk pembangunan akses komunikasi yang mampu menjangkau desa-desa yang belum tersentuh teknologi 4G. Kami juga mendorong gotong-royong menyediakan platform-platform yang dibutuhkan pada era new normal. Langkah berikutnya adalah menangkap peluang value chain ekonomi digital yang belum terisi, serta meningkatkan adopsi dan utilisasi digital, terutama dalam mendorong UMKM untuk Go-Digital dan membangun kultur baru berbasis teknologi digital di era new normal,” ujar Ismail.
Pernyataan sikap pemerintah juga disampaikan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Republik Indonesia, Bapak Suharso Monoarfa dalam Keynote Speech-nya.
Bapak Suharso menyampaikan bahwa pandemi telah mendorong berbagai sektor untuk melakukan percepatan transformasi digital. Bapak Suharso menyebutkan bahwa sebelum pandemi masyarakat tidak pernah berpikir akan memiliki budaya bekerja ataupun melakukan produktivitas dari rumah. Pertemuan-pertemuan secara digital hingga keberadaan tol langit bahkan semakin menjadi keniscayaan. Pemerataan konektivitas broadband dan pengetahuan TIK menjadi tantangan yang harus diantisipasi agar manfaat teknologi digital dapat dirasakan oleh semua kalangan dan semua sektor. Pandemi Covid-19 sendiri telah berimbas pada semua sektor industri, seperti manufaktur, pendidikan, pariwisata, konstruksi, transportasi, dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Situasi pandemi telah mengharuskan sebagian besar kegiatan sehari-hari berpindah dari kegiatan tatap muka ke kegiatan daring. Mereka bergantung sepenuhnya pada ketersediaan akses internet dengan kapasitas yang baik, serta jaringan telekomunikasi berkualitas dan aplikasi yang relevan untuk setiap kegiatan daring yang dilakukan. Operasional bisnis menjadi Go-Online, untuk itu diperlukan infrastruktur TIK untuk mendukung terbangunnya konektivitas.(na/ar)
———————
Untuk menyaksikan tayangan ulang Webinar “ICT For Post COVID-19 : From Pandemic Resilience To Economic Recovery”, dapat mengunjungi url: https://www.youtube.com/watch?v=F38xP0xHad4