Jakarta – Sebelumnya banyak pemberitaan mengenai adanya pemeriksaan yang dilakukan oleh Yahoo untuk semua email penggunanya. Hal ini dilaporkan oleh Routers pada Selasa (4/10/2016). Didalam laporannya Routers menyatakan bahwa Yahoo diminta oleh Badan Intelijen Amerika untuk membuat sistem yang dapat memeriksa email masuk semua penggunanya.
Pihak Yahoo pun menyatakan bahwa mereka menolak tuduhan tersebut. Sementara pihak Routers mengatakan mereka mendapatkan informasi tersebut dari orang yang memang mengetahui secara detail permasalahannya. Menurut Routers, Yahoo setuju mengikuti arahan dari National Security Agency atau FBI untuk menggunakan sistem yang mampu memata-matai ribuan bahkan jutaan email akun.
Dalam penjelasannya pada Rabu (6/10/2016), Yahoo mengatakan bahwa informasi yang disampaikan tersebut salah dan tidak ada dasarnya. “Kami tentu tidak melakukan setiap permintaan pemerintah yang berhubungan dengan data pengguna, itu dilakukan untuk meminimalkan pengungkapan data,” jelas pihak Yahoo, seperti dikutip dari Foxnews. “Pemindaian email yang disebutkan dalam artikel itu tidak ada di sistem kami.”
Laporan Reuters menyebutkan dua sumber yang merupakan mantan karyawan Yahoo dan juga ada orang ketiga yang mengetahui mengenai hal tersebut.
Mengenai apa yang dicari dari email yang masuk itu sendiri belum diketahui. Mereka hanya ingin Yahoo mencari sejumlah kata-kata didalam email, seperti disampaikan oleh ketiga orang tersebut. Disamping itu juga belum jelas informasi apa yang mereka inginkan, apabila memang sudah diserahkan, kemungkinan mereka juga akan meminta para penyedia email lain hal yang sama.
Menurut pihak Kantor Direktur Intelijen Nasional mereka tidak diperbolehkan untuk membahas teknik-teknik khusus yang digunakan untuk mengumpulkan informasi dari intelijen asing.
“Sangat penting untuk diingat bahwa Komunitas Intelijen memiliki alat khusus yang tersedia untuk mengumpulkan informasi intelijen, termasuk intelijen luar negeri dan tindakan pengawasan,” ujar Richard Kolko, ODNI Public Affairs Deputy Director.
“Pengumpulan data berdasarkan FISA (Foreign Intelligence Surveillance Act) tentunya diawas ketat oleh ketiga instansi di pemerintahan. Untuk FISA sendiri hanya terfokus pada target intelijen asing yang spesifik dan tidak melibatkan pengumpulan informasi secara massal atau menggunakan keyword yang generik atau kata-kata. Amerika Serikat hanya menggunakan tindakan intelijen untuk tujuan keamanan nasional, dan bukan untuk tujuan mematai-matai email atau panggilan telepon dari orang-orang biasa,” tambahnya.
Sementara pihak Nasional Security Agency dan FBI belum memberikan tanggapannya atas berita mengenai pemeriksaan email di Yahoo ini.