Distil Networks, sebuah perusahaan keamanan siber asal Inggeris, telah meluncurkan laporan terkait kondisi trafik internet berjudul “Bad Bot Report 2019”. Di dalam laporan tersebut memperlihatkan beberapa angka yang mengejutkan, dimana 37,9 persen trafik internet berasal dari bot selama tahun 2018.
Bot juga dikenal sebagai robot web adalah aplikasi perangkat lunak yang menjalankan tugas otomatis melalui Internet. Biasanya, bot melakukan tugas-tugas yang sederhana dan berulang secara struktural, pada tingkat yang jauh lebih tinggi daripada yang mungkin untuk manusia saja.
Seperti dilansir dari TheNextWeb, walaupun angka itu mengejutkan, tetapi itu merupakan sebuah penurunan disbanding tahun sebelumnya. Penurunan ini dapat ditemukan di trafik bot yang sah seperti pada situs web perjalanan yang digunakan untuk mengidentifikasi penawaran harga penerbangan.
Selain itu, pada angka tersebut termasuk trafik bot yang dibuat dengan tujuan tidak baik, seperti yang digunakan untuk melakukan serangan ddos. Angka ini merosot masing-masing sebesar 14,4 persen dan 6,4 persen. Sebaliknya, trafik internet yang berasal dari manusia tumbuh dari 7,5 persen menjadi 62,1 persen.
Laporan tersebut telah melakukan tugasnya dengan sangat baik dalam menyoroti tantangan yang dihadapi oleh pihak-pihak yang bertugas memerangi lalu lintas bot di internet. Generasi bot yang tidak baik saat ini digambarkan sebagai Advanced Persistent Bot (APB), yang memiliki karakteristik yang membuatnya sulit untuk diatasi.
APB mencoba untuk menghilangkan asal-usulnya dengan mengandalkan penggunaan proxy anonim dan teknologi penyembunyian identitas lainnya, sementara secara bersamaan mencoba untuk terlihat mengakses situs web sebagai trafik internet yang berasal dari manusia.
Menurut Distil, 49,9 persen dari semua bot yang muncul seolah-seolah berasal dari Google Chrome. Sementara 28,2 persen menyamar sebagai browser populer lainnya, termasuk Firefox, Internet Explorer, dan Safari.
Hal yang mengejutkan lainnya adalah 53,4 persen dari semua trafik bot yang tidak baik berasal dari Amerika Serikat, disusul Belanda, dengan 5,7 persen. Ini kemungkinan disebabkan oleh semakin banyaknya pusat data dan penyedia hosting yang berasal dari kedua negara tersebut.
Sementara untuk negara-negara yang paling sering diblokir IP-nya adalah Rusia dan Ukraina, Karena banyak orang-orang menganggap serangan internet berasal dari kedua negara tersebut dan bukan dari mana mereka melakukannya.
Jadi, apa target dari bot yang tidak baik itu? Salah satu sektor yang paling sering diserang adalah industri tiketing. Laporan “Bad Bot Report 2019”dari Distil mengatakan bahwa 39,3 persen dari semua kunjungan ke situs web tiket berasal dari bot yang buruk. Selain itu, 24,1 persen kunjungan ke situs penjualan tiket datang dari bot yang tidak baik, tetapi yang sudah canggih.
Sebuah negara juga menjadi target. Distil Networks menyatakan bahwa 29,9 persen dari semua trafik ke situs web pemerintah berasal dari bot yang tidak baik, biasanya mereka akan menyerang halaman pendaftaran pemilih, yang memang paling sering menjadi targetnya.(hh)