Ada masanya ketika Hong Kong, Singapura, Korea Selatan, dan Taiwan yang dikenal dengan sebutan Empat Macan Asia, memerintah negeri itu dengan besar di era pasca Perang Dunia kedua.
Empat Macan Asia itu bergabung untuk membentuk sebuah Keajaiban Asia yaitu pengembangan industrialisasi yang sangat cepat dan disaksikan oleh dunia dengan jelas. Bahkan setelah serangan fiskal yang kuat pada tahun 2008, Keajaiban Asia itu masih mampu bertahan dan memerlihatkan dunia dengan keunggulan baru.
Selain keempat negara yang berpengalaman dalam dunia inovasi tersebut, sindrom Keajaiban Asia itu telah menyebar bak virus teknologi di seluruh Asia.
Negara-negara lain pun telah mulai mengarah ke bidang teknologi, dan startup teknologi di seluruh dunia berbondong-bondong untuk bergabung dengan pusat teknologi di Asia. Pusat-pusat teknologi ini bersaing satu sama lain untuk menghasilkan teknologi digital canggih untuk menangkap imajinasi konsumen di Asia.
Mulai dari mengendalikan e-commerce dunia hingga menciptakan jajaran e-sports tangguh, di bawah ini adalah lima negara yang muncul sebagai pusat teknologi baru di Asia.
Vietnam
Kebanyakan orang mengenal Vietnam dengan Perang Gerilyanya, tetapi untuk generasi baru mengetahui Vietnam sebagai negara yang memilih evolusi industri keempat dalam bentuk layanan telekomunikasi 5G. Layanan telekomunikasi tersebut akan tersedia secara nasional pada tahun 2020 sebagai langkah untuk meningkatkan jaringan telekomunikasi Vietnam dan juga untuk meningkatkan peringkat telekomunikasi globalnya.
Vietnam telah tertinggal jauh dalam penggelaran jaringan 3G dan 4G dibandingkan dengan standar global, tetapi adanya kolaborasi antara Vietnamobile, Viettel, Grup Pos dan Telekomunikasi Vietnam, dan MobiFone mendapatkan perhatian yang semakin meningkat pada saat untuk menguji layanan 5G semakin dekat. Perusahaan-perusahaan ini akan menerima lisensi untuk menguji 5G pada awal 2019 sebelum implementasi penuh dijalankan.
Selain perusahaan besar, ada juga beberapa startup di Vietnam yang telah mendapat perhatian serius dari investor kelas atas.
EKID Studio Group, perusahaan pengembang perangkat lunak yang mengembangkan perangkat pendidikan cerdas menggunakan augmented reality dan virtual. Startup ini telah menerima dana dari Vietnam Silicon Valley Project dan Program Pendidikan Akselerator Bisnis.
Btaskee, perusahaan startup Vietnam yang dikenal sebagai ‘Uber untuk industri pembersih’. Perusahaan ini membantu pelanggan terhubung dengan layanan pembersihan pilihan mereka dalam rentang waktu singkat. Perusahaan ini juga terdaftar sebagai salah satu dari 25 startup teratas di Vietnam.
Philippines
Pada tahun 2018, Filipina melangkah secara cepat dan berkembang pesat ketika negara-negara di Asia bersiap untuk menerima kemajuan teknologi.
Sesuai dengan peringkat dari Economist Intelligence Unit (EIU) untuk kesiapan teknologi global, Filipina berada di peringkat ke-55 di antara 82 negara yang terdaftar. Filipina telah dianggap memiliki kesiapan teknis yang matang dengan meningkatkan keamanan siber, kecepatan internet, dan memperkenalkan portal e-government.
PayMaya adalah aplikasi pembayaran seluler online berbasis di Filipina yang memungkinkan penduduk Filipina membayar tanpa harus menggunakan uang tunai dan kartu kredit. Pada tahun 2018, transaksi bisnis dompet digital itu berjumlah hingga 702,7 juta dolar dan diperkirakan tumbuh menjadi 1.748,4 miliar dolar pada tahun 2021.
Zennya adalah platform seluler berbasis kecerdasan buatan yang menawarkan layanan perawatan kesehatan yang cerdas kepada kliennya di Filipina. Tujuannya adalah untuk membuat layanan kesehatan lebih mudah diakses dan terjangkau bagi masyarakat umum. Perusahaan sangat bergantung pada algoritma pengguna yang dianalisis oleh sistem kecerdasan buatan untuk diagnosis medis yang akurat.
Pushcart.ph adalah perusahaan yang memiliki layanan pengiriman bahan pangan sendiri. Perusahaan ini telah bermitra dengan Lalamove, perusahaan yang memiliki keahlian logistik, untuk mengirimkan barang-barang dalam kondisi terbaik di depan pintu pelanggan.
Tiongkok
Tiongkok telah menjadi pusat magnet untuk menarik teknologi ketika bisnis teknologi baru memasuki pusat perhatian.
Ibu kota Tiongkok, Beijing telah memiliki replika Silicon Valley bernama Zhongguancun, dimana saat ini ada lebih dari 9000 perusahaan teknologi beroperasi. Di tempat ini juga, sebagian besar perusahaan teknologi raksasa Tiongkok terkenal berada, seperti Lenovo, Baidu, dan JD. com. Baru-baru ini, Beijing diperingkatkan sebagai tujuan pendanaan kapitalis ventura teratas dengan penerimaan dana sebesar 9,8 miliar dolar Amerika. Menurut CB Insights, ada 313 unicorn global dan lebih dari 80 berasal dari Tiongkok.
ByteDance adalah perusahaan teknologi Cina yang mengoperasikan platform berbasis kecerdasan uatan. Produk paling terkenal dari ByteDance adalah Toutiao sebuah platform konten berita dan informasi yang memberikan konten khusus untuk setiap pengguna, didukung oleh pembelajaran mesin dan algoritma pembelajaran yang mendalam.
Tik Tok adalah perusahaan aplikasi seluler berbagi video populer yang menampilkan video 15 detik dengan fitur-fitur canggih.
DeepGlint adalah perusahaan asal Tiongkok yang berspesialisasi dalam memberikan solusi dalam bentuk sensor pintar, komputasi awan pintar, identifikasi pintar, dan layanan robot. Startup ini telah mengumpulkan sekitar 18 juta dolar Amerika.
XPENG Motors adalah startup kendaraan listrik pintar yang didukung Alibaba dan telah mendapatkan perhatian cukup besar di penggemar teknologi otomotif Cina. Mobil-mobil yang dikembangkan di sini dimaksudkan untuk menjadi Tesla versi Tiongkok, yang pasti akan membuat persaingan sengit antara mobil listrik lokal dan asing.
Pakistan
Secara bertahap Pakistan merangkul era reformasi digital. Perusahaan-perusahan startup di Pakistan bersemangat dan fokus untuk memelihara ekosistem yang berpusat pada teknologi.
Perjuangan dan progres para startup di Pakistan dapat dilihat melaui pola digitalisasi yang semakin matang, belum lagi kecenderungan para pemodal ventura yang tertarik untuk melakukan investasi yang signifikan.
Sejak Pakistan berbagi hubungan baik dengan Tiongkok, para startup yang muncul berharap pemerintah untuk dapat menyelesaikan Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC) yang akan menciptakan banyak peluang di sektor teknologi.
Oladoc (sebelumnya My Doctor) sebuah layanan yang menghubungkan pasien dengan dokter dan spesialis serta membantu mereka membuat jadwal untuk bertemu. Selain itu, startup kesehatan ini juga menawarkan obat secara online dan layanan pengujian lab. Pada 2018, OlaDoc mengumpulkan 1,1 juta dolar, yang didanai oleh Glowfish Capital, yang merupakan perusahaan Venture Capitak yang berbasis di UEA.
ROZEE.PK adalah situs akuisisi bakat mungkin bisa dibilang versi LinkedLn Pakistan, yang menghubungkan kandidat dengan karyawan di seluruh Pakistan. Startup ini didirikan sebagai anak perusahaan dari Naseeb Networks, yang merupakan perusahaan media baru di Silicon Valley. Hingga saat ini, startup ini telah berkembang dan melayani lebih dari 50.000 pengusaha di dalam dan di luar Pakistan.
Indonesia
Indonesia adalah salah satu tujuan utama dunia untuk pariwisata, berkat flora dan faunanya yang indah. Namun di luar semua karunia alam itu, ada inovasi digital yang siap membawa tsunami teknologi di Indonesia.
Menurut laporan McKinsey, Indonesia menyajikan kasus yang aneh, sementara masih pada tahap awal pengembangan, Indonesia telah menjadi tempat sejumlah startup yang paling aktif di dunia. Laporan tersebut memperkirakan bahwa jika Indonesia mampu mengimplementasikan teknologi secara nasional, maka akan dapat meningkatkan produk domestik bruto hingga 10 persen pada tahun 2025.
Namun, perkembangan startup teknologi Indonesia pada tahun 2020 diprediksi akan berkembang karena jumlah unicorn Indonesia melebihi yang ada di Singapura. Indonesia juga akan menikmati saham Nexicorns terbesar (startup dengan nilai 100 juta dolar ) di masa depan.
Dengan prosesi teknologi yang begitu cepat, Indonesia dapat menarik investor potensial dari seluruh dunia.
Pada Februari 2019, nilai estimasi perusahaan adalah sekitar 10 miliar dolar. Dengan dukungan investasi dari Google, Temasek Holdings Singapura, dan Tiongkok Tencent, Go-Jek berada di peringkat sebagai salah satu merek logistik terbaik di Indonesia.
Baru-baru ini, startup teknologi ini telah memperluas jangkauannya ke wilayah lain di Asia, seperti Filipina dan Malaysia setelah mengoperasikan layanan perjalanan berbayar dan pembayaran online yang sukses di Vietnam, Singapura, dan Thailand.
Seperti Go-Jek, Bhinneka adalah toko online terbesar di Indonesia yang menerima pendanaan satu kali sebesar US $ 22 juta dari Ideosource, yang merupakan perusahaan VC yang berbasis di Jakarta. Startup ini mempekerjakan sekitar 500-1000 karyawan.
Toko e-commerce diluncurkan pada akhir 90-an, mendiversifikasi berbagai produknya dari waktu ke waktu untuk menjadi toko online terkemuka.
Berikutnya yang juga disebut sebagai unicorn Indonesia adalah Tokopedia yang hadir sebagai perusahaan teknologi e-commerce pada tahun 2009.
Saat ini, nilai perusahaan itu diperkirakan mencapai 7 miliar dolar. Karena dalam perkembangannya, Tokopedia telah menerima dana besar dari investor internasional dan VC termasuk Alibaba Group, Sequoia Capital, dan SoftBank.
Kesimpulan
Dari cara para startup Asia bergegas membuatnya menjadi sangat jelas bahwa mereka ditakdirkan untuk mengalihkan fokus dari empat Naga Asia ke dunia modern di mana negara dengan sebagian besar unicorn dan pendanaan investasi yang memimpin.
Dalam daftar di atas, semua negara Asia kecuali Tiongkok adalah negara-negara yang tertinggal dalam memberikan kontribusi eksklusif di bidang teknologi.
Bisnis unicorn dan prospektif di masing-masing negara memberikan kesempatan bagi investor asing untuk menambah fleksibilitas dalam pendekatan mereka.
Diperkirakan bahwa lima pusat teknologi pemula ini akan mengambil kesempatan tersebut untuk memecahkan rekor mereka sendiri dan melampaui persaingan dengan yang lain di kawasan Asia, meningkatkan standar hidup yang lebih baik serta perekonomian negara.(hh)