Pemilihan Umum (Pemilu) tidak lengkap rasanya jika tidak ada quick count. Apalagi di Indonesia, hasil quick count selalu ditunggu oleh Masyarakat, baik itu melalui media TV maupun media portal berita yang kini sangat berkembang.
Sejumlah lembaga survei menjadi mitra media dalam menggelar quick count ini. Sekilas, apa sih quick count itu?
Quick Count adalah proses pencatatan hasil perolehan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang dipilih secara acak. Dengan metode ini, partai dan pasangan calon pemimpin kita yang terpilih sudah bisa diprediksi hanya beberapa jam setelah TPS tutup. Data yang diperoleh adalah data sampel yang didapat di lapangan. Berbeda dengan teknologi polling, sampel tidak diperoleh dari para responden yang ditanyai satu per satu, melainkan diperoleh dari hasil rekap resmi di lapangan.
Menurut Anggota Dewan Etik Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia, Hamdi Muluk, Quick Count sebenarnya merupakan alat yang diadopsi dari The National Democratic Institute (NDI). Quick Count juga digunakan sebagai “alat” perbandingan dengan hasil resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) sehingga bisa dijadikan sebagai system untuk mengawal demokrasi.
Quick Count juga seringkali menimbulkan kesalahan (error) sehingga masing-masing peneliti/lembaga dapat menentukan batas kesalahan (margin of error) tergantung dari seberapa banyak sampel TPS yang akan diambil. Semakin banyak sampel TPS yang diambil, semakin kecil margin of error sebuah hasil quick count. Hasil prediksi dari quick count akan lebih akurat jika metodologi statistik yang digunakan tepat dan juga didukung dengan penarikan sampel yang ketat. Multistage random sampling adalah metode yang sering digunakan dalam melakukan quick count.
Pertanyaannya sekarang adalah, bagaimana memanfaatkan quick count ini saat melakukan survei?
1. Mempersiapkan perangkat serta system pendukung untuk bisa memberikan data secara cepat ke pusat pengolah data lembaga survey yang melakukan system quick count
2. Menentukan sampel TPS secara acak dan representative dengan mewakili karakteristik populasi di Indonesia. TPS yang diambil berdasarkan pertimbangan jumlah penduduk, jumlah pemilih terbaru, penyebaran pemilih, dll. Jumlah sampel yang diambil semakin besar, maka hasil yang didapat akan semakin akurat.
3. Mempersiapkan relawan yang bertugas memantau TPS hingga rekapitulasi suara untuk selanjutnya mengirimkan data tersebut ke pusat data. Dalam mempersiapkan relawan tersebut, disarankan untuk merekrut berdasarkan asal tempat dimana sampel TPS itu berada, karena para relawan tersebut lebih mengetahui situasi dan kondisi dari TPS tersebut.
4. Mensimulasikan quick count yang bertujuan untuk mengetahui letak dari kelemahan system quick count Sehingga bisa mencegah kesalahan yang akan terjadi kedepannya.
5. Mengirimkan rekapitulasi ke pusat data oleh para relawan.
6. Data yang telah dikirimkan oleh para relawan, akan diolah di pusat data dengan menerapkan ilmu statistic sehingga data yang telah diolah dapat memberikan hasil siapa pemenang dari pemilu tersebut. Quick count memang bukan hasil perhitungan dari seluruh TPS, melainkan hanya menggunakan prinsip ilmu statistika jadi hasil tersebut belum tentu tepat dan pasti, tapi hasilnya tidak pernah meleset dari hasil akhir siapa pemenang dari pemilu tersebut.
Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi, para developer muda yang bergabung dalam Code4Nation (C4N) juga tak ketinggalan membuat aplikasi yang dapat dimanfaatkan untuk memantau perhitungan suara pada Pilkada Serentak 2015 ini. Melanjutkan semangat Kawal Pemilu besutan Ainun Najib dan rekan, C4N beberapa bulan sebelum Pilkada telah merilis aplikasi bernama Kawal Pilkada. Seperti namanya, aplikasinya ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Secara crowdsourcing untuk mengawal perhitungan suara Pilkada 2015 di berbagai daerah.
Kawal Pilkada memiliki beberapa fitur seperti dapat melihat perolehan suara berdasarkan provinsi yang nantinya dapat terbagi menjadi kabupaten/kota, bisa mendaftar menjadi relawan, mengecek TPS dan melihat profil pasangan calon pemimpin di Pilkada 2015.
Misalkan kita ingin melihat hasil rekapitulasi data di Kota Tanggerang Selatan Provinsi Banten. Tekan menu provinsi yang akan menampilkan data provinsi, cari provinsi yang ingin dipilih, lalu tekan cari. Disana terdapat pilihan untuk menyalakan fitur “hitung cepat di TPS” dan “hitung scan C1 KPU”, jika menyalakan kedua fitur tersebut kita akan diperlihatkan data lengkap hasil rekapitulasi suara. Aplikasi ini cocok digunakan untuk warga yang sangat peduli terhadap pemilu karena terdapat fitur untuk menjadi relawan yang tentunya agar dapat mengawal pemilu dengan baik.
Berdasarkan review dari kami, Aplikasi ini sudah berjalan dengan baik di OS Android versi 4.1 keatas dan iOS. Semoga dengan adanya aplikasi ini, proses demokrasi dapat kita kawal pilkada 2015 sehingga menjadi pilkada yang bersih, transparan, dan akuntabel. [MFHP]