Facebook telah mengumumkan langkah-langkah detail untuk menghapus konten yang terkait dengan teroris. Tindakan tersebut diambil setelah adanya tekanan dari sejumlah pemerintahan untuk perusahaan teknologi agar melakukan sesuatu terhadap propaganda yang dilakukan teroris.
Seperti dilansir dari BBC, Facebook juga akan lebih terbuka mengenai pekerjaan yang mereka lakukan mengenai hal tersebut. Mereka menjelaskan bahwa mereka mendeteksi gambar-gambar dan video menggunakan bantuan sistem kecerdasan buatan. Selain itu filter tulisan digunakan untuk memblokir hal-hal terkait terorisme yang berasal dari akun-akun palsu.
“Kami ingin menemukan konten terkait terorisme dengan segera, sebelum para pengguna kami melihatnya,” ujar pihak Facebook.
Adanya penggunaan oleh kelompok yang menyebut diri mereka negara Islam dalam merekrut anggotanya melalui teknologi media sosial, telah menimbulkan banyak pertanyaan yang ditujukan kepada perusahaan teknologi.
Bahkan mereka mengkritik platform yang saat ini berjalan karena digunakan juga untuk menyebarkan paham ideologi aliran keras dan menginspirasi seseorang untuk melakukan kekerasan.
Awal minggu ini di Paris, Perdana Mentri Inggris dan Presiden Perancis meluncurkan sebuah kampanya gabungan untuk memastikan internet tidak digunakan sebagai lahan aman bagi para teroris dan kriminal.
Beberapa isu yang dibahas salah satunya adalah kewajiban hukum baru bagi perusahaan teknologi. Apabila mereka gagal menghapus konten tertentu terkait dengan terorisme, maka akan dikenakan denda.
Facebook sendiri telah berkomitmen untuk menemukan cara baru guna mendeteksi dan menghapus materi di layanan mereka. Dimana saat ini mereka lebih sibuk bekerja ketimbang membicarakannya.
“Kami ingin sangat terbuka dengan komunitas mengenai apa yang sedang kami lakukan untuk memastikan Facebook bukanlah tempat yang dapat menerima para grup teroris,” jelas Monika Bickert, Director of Global Policy Management di Facebook, seperti dikutip dari BBC.
Facebook sebelumnya telah mengumumkan mengenai adanya penambahan 3,000 pegawai yang akan memeriksa konten-konten yang telah ditandai oleh para penggunanya. Dimana mereka juga telah menggunakan teknologi baru untuk meningkatkan kinerja, sehingga menjadi lebih proaktif.
“Kami tahu bahwa kami bisa melakukannya lebih baik dengan menggunakan teknologi, khususnya sistem kecerdasan buatan untuk menghentikan penyebaran konten terkait terorisme di Facebook,” ujar perusahaan media sosial terbesar itu.(hh)