MOSCOW – Pada hari Senin, Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa pihak berwenang di Rusia harus memantau aktifitas sejumlah perusahaan yang menyediakan layanan media sosial, selama pemilihan presiden tahun depan dan melihat sejauh mana keterlibatan mereka di dalam politik dalam negeri Rusia.
Seperti dilansir dari Reuters, ia tidak menyebutkan nama perusahaan – perusahaan tersebut ataupun mengkhawatirkan mengenai aktifitas perusahaan luar ataupun dalam negeri. Namun, seperti kita ketahui, Amerika dan sejumlah negara barat telah menuduh Rusia ikut campur dalam urusan pemilihan presiden di negara mereka.
“Kita perlu melihat secara teliti bagaimana sejumlah perusahan melakukan aktifitas di internet, khususnya di media sosial dan bagaimana terlibat di dalam kehidupan politik dalam negeri negara kita,” ujar Putin, seperti disampaikannya pada pertemuan para pemimpin Rusia mengenai undang – undang “agen asing” yang baru.
Bulan lalu Putin telah menandatangani undang – undang yang memungkinkan pihak berwenang di Rusia untuk menandai media asing sebagai “agen asing”. Hal ini merupakan bentuk tanggapan terhadap tekanan Amerika terhadap media Rusia yang menurut Moscow tidak dapat diterima. Setelah ditandai, perusahaan tersebut perlu memberikan informasi detail kepada pihak berwenang, salah satu contohnya, sumber pendanaan mereka.
“Harus di analisa secara teliti bagaimana mereka beroperasi dan akan beroperasi seperti apa ketika pemilihan presiden berlangsung,” imbuh Putin. Menurutnya dengan adanya proses pemantauan ini jangan sampai mempersempit ruang kebebasan di internet.
Rusia telah menandai Radio Free Europe/Radio Liberty (RFE/RL) dan Voice of America sebagai “agen asing”. Kedua media asing ini memang di dukung oleh sejumlah organisasi dari Amerika.
Dari hasil jejak pendapat memperlihatkan Putin akan dengan terpilih kembali pada bulan Maret 2018. Putin sendiri telah mendominasi ranah politik di Rusia kurang lebih 17 tahun. Apabila ia terpilih kembali, maka akan membuatnya memenuhi syarat menjadi presiden di Rusia untuk enam tahun lagi sampai 2024.
Sementara itu, pimpinan oposisi Rusia Alexei Navalny telah di larang untuk tampil sebagai kandidat di pemilihan presiden tahun depan. Hal ini disampaikan oleh para pejabat di Rusia yang telah memutuskan bahwa dia tidak memenuhi syarat untuk maju sebagai kandidat presiden, karena adanya hukuman penjara yang ditangguhkan, yang menurut dia hal tersebut tidak benar.(hh)