Amerika Batasi Visa Untuk Mahasiswa Jurusan Teknologi Asal Tiongkok

Departemen Luar Negeri Amerika mengumumkan kemarin bahwa akan mempersingkat lamanya visa yang diberikan kepada warga negara Tiongkok. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah untuk memerangi pencurian intelektual milik Amerika.

Sementara untuk proses permohonan visa sendiri tidak akan berubah, warga Tiongkok yang bekerja atau belajar di bidang tertentu, tidak akan mudah mendapatkan visa dengan adanya perubahan tersebut.

Mulai tanggal 11 Juni, visa yang diberikan kepada warga negara Tiongkok sekarang dapat dibatasi oleh petugas konsulat Amerika. Dimana sebelumnya dikeluarkan secara otomatis dengan durasi yang paling maksimum.

Seorang pejabat di Amerika mengatakan kepada Associated Press bahwa mahasiswa pascasarjana asal Tiongkok hanya bisa mendapatkan visa satu tahun apabila mereka mengambil jurusan robotika, manufaktur berteknologi tinggi, atau penerbangan. Dimana jurusan tersebut merupakan jurusan yang diindikasikan oleh Beijing sebagai prioritas nasional dari strategi Tiongkok yang diberi nama Made in China 2025.

Jika seorang warga negara Tiongkok bekerja sebagai peneliti atau manajer untuk salah satu perusahaan yang ada di dalam daftar Departemen Perdagangan AS, maka permintaan visa akan memerlukan izin khusus dari beberapa lembaga di Amerika yang memiliki hak untuk menerbitkannya.

Bahkan proses untuk setiap permintaan visa membutuhkan waktu berbulan-bulan. Tidak ada informasi yang jelas perusahaan apa yang terdaftar di daftar Departemen Perdagangan Amerika, tetapi sepertinya ada pertimbangan untuk melakukan pengawasan terhadap ZTE dan Huawei dalam beberapa bulan terakhir, bisa jadi perusahaan seluler dan teknologi serupa lainnya mungkin masuk ke dalam daftar.

Adanya perubahan visa itu diisyaratkan dalam rencana keamanan nasional Presiden Donald Trump yang diterbitkan pada bulan Desember. Dimana di dalamnya menyebutkan siswa asing yang belajar mata pelajaran STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematics) dapat menghadapi pembatasan visa.

Pada hari Selasa, Trump menegaskan kembali ancaman untuk menerapkan tarif sebesar 25 persen pada barang-barang Tiongkok yang memiliki nilai 50 miliar dolar. Hal ini dilakukan karena adanya dugaan praktik perdagangan Tiongkok yang tidak adil, sehingga memungkinkan negara itu telah memperoleh keunggulan atas Amerika.(hh)

Sumber