Jakarta – Beberapa waktu yang telah ditemukan pada sebuah forum teknologi berbahasa Indonesia tentang adanya pembahasan mengenai cara membuat virus ransomware. Cara-cara pembuatannya dijelaskan dan disebarkan melalui forum tersebut, sehingga siapapun bisa memiliki informasi tersebut.
Seperti dilansir dari detikINET, Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang memiliki trafik internet paling tinggi didunia dalam kurun waktu terakhir. Dari seluruh trafik didunia, sekitar 38 persen berasal dari Indonesia. Tentunya ini memperlihatkan betapa tingginya tingkat konektivitas dan penggunaan internet di Indonesia.
Dengan tingginya tingkat trafik dan penggunaan internet di Indonesia, tidak menutup kemungkinan akan banyak serangan ransomware lokal. Tentunya ini disebabkan penyebaran informasi pembuatan virus tersebut melalui forum teknologi tersebut.
Mungkin banyak dari kita yang sudah mengetahui penggunaan ransomware oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Mereka menggunakannya untuk menyerang sebuah sistem network, kemudian menggunakannya untuk melakukan ancaman terhadap pengguna sampai mereka memberikan bayaran yang diminta.
Yudi Kukuh seorang ahli keamanan yang bekerja di PT Prosperita –ESET, menjelaskan bahwa dampak yang ditimbulkan oleh ransomware akan sangat merugikan pengguna komputer. Beberapa jenis ransomware yang ditemukan pada ponsel mampu mengkunci layar ponsel sang korban. Dimana hanya si pembuat virus yang memiliki kunci untuk membukanya.
“Namun pada perkembangannya, ransomware mulai memanfaatkan enkripsi, yaitu suatu proses yang digunakan untuk pengaman suatu data yang disembunyikan atau proses konversi data (plaintext) menjadi bentuk yang tidak dapat dimengerti, sehingga keamanan informasinya terjaga dan tidak dapat dibaca,” jelasnya seperti dikutip dari detikINET.
Dengan menyebarnya manual atau petunjuk cara membuat virus ransomware menunjukkan kepopuleran virus tersebut di dunia. Adanya mata uang dunia maya seperti bitcoin semakin mendukung kejahatan pemerasan seperti ini karena tidak mungkin dilacak oleh para aparat hukum.
Selain itu, adanya pasar gelap di Dark Web juga turut menunjang berkembangnya virus ini. Dimana biasannya data-data yang didapatkan juga diperjualbelikan di Dark Web. Ini tentunya sangat membantu para pelaku kejahatan untuk mendapatkan uang yang cukup besar.
Namun, yang paling sangat berbahaya adalah penggunaan ransomware sebagai RaaS aau Ransomware as a Service. Disini ransomware dianggap sebagai komiditi dimana bisa digunakan oleh siapa saja, bahkan untuk orang yang baru belajar sekalipun dengan sistem bagi hasil.
Jadi dengan berkembangnya teknologi saat ini, maka ransomware yang tadinya hanya sekedar software untuk mempelajari bagaimana meningkatkan keamanan siber telah berubah haluannya. Hal ini disebabkan oleh beberapa individu yang melihat adanya kesempatan untuk mendapatkan keuntungan, sehingga kejahatan siber saat ini berubah menjadi Crimeware as a Service.
Untuk itulah semua lapisan masyarakat di Indonesia perlu siap menghadapi hal seperti ini. Ini dapat dibangun melalui dunia usaha, pendidikan dan bidang lainnya di Indonesia, sehingga kesadaran akan pentingnya pendidikan dan fasilitas yang dapat membantu meningkatkan keamanan informasi dapat dikembangkan. Apalagi ancaman dari kejahatan siber akan terus bertambah banyak.
Yudi juga menyarankan agar para pengguna yang perangkatnya terhubung kedalam sebuah jaringan harus memastikan bahwa sudah menggunaan antimalware dengan data terkini. Disamping itu pastikan konfigurasi yang digunakan mampu mendeteksi ransomware. Tentunya hal ini juga berlaku untuk server –server, pastikan semua server telah memiliki perlindungan terhadap spam dan segal jenis malware.(hh)