WhatsApp kembali tidak aktif untuk pengguna di seluruh dunia karena mendadak down. Minggu 19 Januari 2020, ratusan pengguna melaporkan melalui media sosial Twitter atau pun Facebook tidak bisa mengirim pesan yang dimulai pada Minggu pagi.
Seperti dilansir dari Independent, ratusan orang melaporkan masalah dengan aplikasi perpesanan populer pada hari Minggu pagi, meskipun WhatsApp belum secara terbuka mengakui adanya masalah tersebut.
“Kami telah mengetahui bahwa sejumlah orang saat ini sedang mengalami masalah dalam mengirim dan menerima file di WhatsApp. Saat ini kami tengah melakukan upaya untuk memulihkan platform kami secepat mungkin,” jelas juru bicara perusahaan Facebook, seperti kutip dari kantor berita The National.
Pelacak kesehatan situs web “Down Detector” mencatat adanya masalah dengan pengirimana dan penerimaan pesan di WhatsApp. Eropa adalah wilayah yang paling parah terkena dampaknya, meskipun sebagian Asia dan Amerika Selatan juga menghadapi gangguan yang cukup parah.
Situs web Down Detector juga memperlihatkan bahwa masalah yang terjadi pada WhatsApp awal mulanya terdeteksi di Uni Emirat Arab dan dilaporkan juga terjadi di Spanyol, Italia, dan Denmark. Menurut Down Detector, laporan yang masuk terkait masalah WhatsApp dilaporkan tidak lama sebelum jam 3 sore. Sejak itu, lebih dari 745 orang telah mengadu mengalami masalah dengan aplikasi tersebut.
Ini adalah pemadaman yang telah melanda aplikasi milik Facebook itu untuk kesekian kalinya, dengan insiden terbesarnya yang terjadi pada bulan Maret tahun 2019, sehingga membuat pengguna WhatsApp terputus hampir sepanjang hari.
Lebih dari 500 juta orang menggunakan aplikasi ini setiap harinya dan banyak yang membuat status sebagai bentuk curhatan untuk menghilangkan rasa frustrasi mereka di Twitter dan Facebook ketika aplikasi WhatsApp tidak berfungsi.
Pada sebuah laporan awal bulan ini terungkap bahwa WhatsApp adalah platform paling parah yang diakibatkan karena seringnya terjadi pemadaman. Aplikasi ini mengalami 6.236 jam gangguan yang disengaja pada tahun 2019, sebagian besar karena sejumlah pemerintah juga memblokir akses untuk aplikasi itu.
Enkripsi yang merupakan salah satu fitur dari WhatsApp membuatnya menjadi pilihan para pengguna pesan instan, sehingga menjadi aplikasi pesan instan yang populer di kalangan pengunjuk rasa yang ingin menghindari pihak berwenang selama periode terjadinya demonstrasi ataupun kerusuhan masal.(hh)