Coronavirus Buat Koneksi Internet Jadi Lebih Kuat

Penyedia layanan internet dan perusahaan teknologi besar lainnya bekerjasama untuk membuat koneksi internet menjadi lebih kuat secara permanen dalam menghadapi peningkatan penggunaan internet akibat pandemi coronavirus.

Hal tersebut berdasarkan penjelasan Technology Review MIT dari hasil penyelidikan yang telah mereka lakukan. Penyelidikan dimulai dengan memperlihatkan data bagaimana pandemi coronavirus telah secara drastis meningkatkan penggunaan internet. Menurut Cloudflare, aktivitas internet baru-baru ini meningkat sekitar seperempat kali di banyak kota besar karena pekerja terus beralih dari kantor ke rumah.

Untuk penggunaan pribadi dan bisnis, panggilan video naik, ini diakibatkan banyaknya orang menggunakan Zoom dalam dua bulan pertama tahun 2020. Selain itu hiburan rumahan juga meningkat, dengan jumlah pemain naik sekitar 25 persen lebih besar atau ada 24 juta pemain dari akhir pekan yang sama bulan lalu.

Sementara itu, area-area tertentu terkena dampak lebih keras, Cloudflare memperlihatkan adanya peningkatan penggunaan sebesar 40 persen di Italia. Situs web Tom Hardware juga melaporkan adanya peningkatan penjualan perangkat keras untuk menggunakan layanan online tersebut dan sudah terjual habis secara global.

Dengan begitu banyak pengguna sekarang bekerja dengan menggunakan koneksi internet dari rumah, bukan di lokasi terpusat. Organisasi yang memantau koneksi internet seperti RIPE dan Ookla memperlihatkan adanya perlambatan kecil di area tertentu, karena koneksi internet di rumah sering beroperasi pada kabel televisi yang ketinggalan zaman, maksudnya hanya untuk menerima informasi daripada mengirimnya. Ini juga memengaruhi perusahaan seperti Dropbox secara negatif, karena jauh lebih mudah untuk mengelola massa pengguna yang terhubung dari satu lokasi dibandingkan dengan banyak koneksi yang terpisah.

Dilihat dari sisi positif, RIPE tampaknya setuju, dengan adanya grafik keterlambatan jaringan nasional selama satu bulan sebelum karantina dan grafik saat ini terlihat relatif sama di seluruh negara. Sebagai contoh, koneksi Comcast selama satu bulan sebelum terkunci di Amerika Serikat menunjukkan waktu tunda rata-rata umum sekitar 70 ms untuk bulan Februari dan April, dengan fluktuasi kecil di masing-masing koneksi.

Sementara di sisi ISP, Comcast membukan akses data di pertengahan bulan lalu, dengan publikasi melalui TechCrunch dan Ars Technica untuk menggunakan kesempatan untuk melacak dan mengetahui bagaimana kinerja setiap jaringan untuk mempertahankan stabilitas.

Sementara itu, pemerintah Afrika Selatan mengumumkan pada pertengahan Februari bahwa pihaknya berupaya untuk memungkinkan operator untuk meluncurkan paket data murah atau bahkan gratis untuk seluler, karena infrastruktur broadband di negara itu tidak terlalu banuak.

Harapan dari MIT Technology Review di sini adalah setelah pandemi mereda, peningkatan ini mudah-mudahan akan tetap ada. Dengan adanya coronavirus telah mendorong ISP dan perusahan teknologi besar lainnya untuk bertindak dengan cara yang terbaik untuk memperkuat kualitas koneksinya.(hh)