Raksasa jejaring sosial Facebook menyatakan akan menambahkan pesan ke news feed Facebook dan feed Instagram untuk mendorong orang memakai masker. Peringatan ini akan muncul dibagian atas news feed Facebook dan mengarahkan pengguna ke Pusat Informasi COVID-19, mereka akan memiliki tautan ke Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) untuk informasi lebih lanjut.
Dilansir dari situs web TheVerge, Instagram akan menambahkan fitur serupa dengan tautan CDC. Facebook menambahkan langkah ini sebagai tanggapan terhadap meningkatnya kasus COVID-19 di Amerika. Pada hari Rabu (1/7) Amerika mencetak rekor dalam satu hari terdapat 50.000 kasus baru COVID-19.
Hingga saat ini, Amerika memiliki lebih dari 2,7 Juta kasus COVID-19 dan lebih dari 128.000 orang meninggal dunia. Hal ini menjadikan banyak negara mulai mempertimbangkan kembali rencana pembukaan kembali.
“Dengan meningkatnya kasus COVID-19 di Amerika, kami memberikan peringatan di bagian atas Facebook dan Instagram untuk mengingatkan semua orang untuk memakai penutup wajah,” kata Facebook dalam sebuah pernyataan.
Facebook juga akan memasukkan tips pencegahan tambahan dan tautan ke lembaga kesehatan masyarakat di Pusat Informasi COVID-19.
Rekomendasi CDC adalah mengimbau orang untuk melindungi diri dengan masker di ruang publik untuk melindungi orang lain dari kemungkinan infeksi. Masker diklaim efektif mengurangi transmisi droplets yang dapat menyebarkan virus.
Facebook terus berjuang untuk mencegah misinformasi tentang virus corona pada platform-nya selama pandemic COVID-19. Facebook telah menambahkan fitur baru untuk membendung informasi buruk, termasuk peringatan untuk memberi tahu pengguna yang mungkin terlibar dengan postingan yang mengandung informasi palsu.
Permintaan penggunaan masker mulai muncul di Facebook dan Instagram hari ini, Namun sepertinya fitur ini baru berlaku di Amerika.
Pada saat yang sama, raksasa media sosial itu dikutuk karena tidak mengambil tindakan yang cukup terhadap konten rasis dan kebencian di platformnya. Konten-konten tersebut dibagikan bersama dengan informasi mengenai coronavirus, yang menurut PBB hal ini telah menghasilkan “tsunami kebencian dan xenophobia”.(na/hh)