Industri Ponsel Pintar Tiongkok Didesak Untuk Bekerja Kembali

Pendiri perusahaan teknologi raksasa asal Tiongkok Xiaomi, mendesak agar industri ponsel pintar negara tersebut untuk segera bekerja kembali. Analis memperkirakan pengiriman ponsel pintar di Tiongkok akan turun sekitar 40% pada kuartal pertama akibat wabah virus korona yang mengganggu rantai pasokan ponsel pintar.

Seperti dilansir dari BBC, banyak pabrik di seluruh Tiongkok yang telah menghentikan produksi, sementara pemerintah terus berupaya mengatasi wabah tersebut. Lei Ju sendiri berasal dari provinsi Hubei tempat virus itu berasal dan ia mengatakan bahwa dia prihatin dengan wilayah asalnya.

“Saya berasal dari Hubei dan saya menghabiskan waktu empat tahun menuntut ilmi di perguruan tinggi di Wuhan, jadi saya memiliki perasaan yang cukup dalam untuk Wuhan,” kata Lei, pada acara peluncuran ponsel pintar terbaru mereka Mi 10, pada kesempatan itu ia juga mengenakan masker wajah.

Menurut perusahaan riset pasar IDC, Xiaomi merupakan pembuat ponsel pintar terbesar keempat di dunia pada tahun 2018 setelah Samsung, Apple dan Huawei. Mereka juga telah membuka kantor pusat mereka yang kedua di Wuhan pada bulan Desember.

“Saya percaya Wuhan adalah kota yang mulia, dan saya lebih percaya bahwa orang-orang yang berani dan optimis di Wuhan pasti dapat melawan virus ini,” imbuhnya.

Dampak ekonomi dari berjangkitnya virus telah menyebar luas dan meluas, melintasi sektor manufaktur di Tiongkok, maskapai penerbangan besar, dan bahkan rantai pasokan global. Walapun demikian para pekerja di Tiongkok dijadwalkan akan kembali bekerja minggu ini setelah liburan Tahun Baru yang diperpanjang.

Bukan saja industri lokal yang menutup kantornya, Google juga sementara ini menutup kantornya di Tiongkok, Hong Kong dan Taiwan dan juga sejumlah raksasa teknologi lainnya, termasuk Amazon dan Microsoft ikut menutup sementara kantor mereka.

Hal ini juga telah menyebabkan sejumlah analis memperkirakan bahwa pengiriman ponsel pintar global kemungkinan akan turun sebanyak 10% tahun ini dan menyebabkan berkurangnya pasokan untuk iPhone, khususnya iPhone 11 baru.

Presiden Cina, Xi Jinping, dilaporkan oleh media di Timur Jauh pada hari Senin telah berjanji untuk mencegah terjadinya PHK besar-besaran terhadap pekerja setelah dampak ekonomi yang berkelanjutan akibat dari penyebaran virus.(hh)