Menurut laporan terbaru yang dikeluarkan oleh Senseon, sebuah perusahaan keamanan siber yang menganalisis keadaan keamanan siber di kalangan perusahaan kecil dan menengah saat ini. Sebagian besar perusahaan kecil dan menengah melihat kecerdasan buatan (AI) sebagai ‘dasar’ untuk masa depan keamanan siber.
Senseon sendiri telah memelopori sistem keamanan model baru yang disebutnya “triangulasi AI” yang secara bersamaan menerapkan algoritma kecerdasan buatan untuk mengawasi, memantau dan mempertahankan peralatan jaringan, titik akhir dan “bot penyelidik” organisasi yang mencakup beberapa layanan mikro.
Meskipun banyak perusahaan kecil dan menengah melihat sistem kecerdasan buatan dalam sudut pandang yang positif, tetapi sebagian besar organisasi ‘lambat’ untuk mengimplementasikan solusi tersebut.
Masalah terbesar tampaknya adalah pendanaan dan laba atas investasi. Para ahli keamanan siber mengklaim anggaran mereka terlalu ketat dan akan sangat menyukai beberapa kemudahan untuk mendapatkan sebuah solusi modern dan canggih.
Keamanan dunia maya yang ditenagai AI saat ini tampaknya masih terlalu mahal. Pada saat yang sama, laba atas investasi juga tampaknya terlalu menyulitkan, karena adanya ketidakpastian atas laba atas investasi dari solusi yang tumbuh saat ini.
Namun, cepat atau lambat sebuah usaha akan menambahkan solusi AI ke sistem keamanan siber mereka. Dua pertiga dari bisnis yang berjalan dalam waktu dekat, mengharapkan dapat meningkatkan sistem keamanan siber mereka, serta meningkatkan efisiensi dari kegiatan sehari-hari mereka.
David Atkinson, CEO dan pendiri Senseon mengatakan ada kesalahpahaman umum bahwa dengan adanya peningkatan jumlah perangkat keamanan akan meningkatakan perlindungan yang lebih baik.
Saat ini hampir 25 persen perusahaan kecil dan menengah memiliki antara 11 dan 20 alat berbeda dalam sistem keamanan mereka. Hasil survei memperlihatkan bahwa para profesional dibidang keamanan siber dalam bisnis ini sedang berjuang dengan beban kerja, sehingga tidak mengherankan bahwa perusahaan kecil dan menengah menjadi target yang semakin umum bagi para peretas.
Masalah perusahaan kecil dan menengah pada seputar sistem keamanan siber dipusatkan pada anggaran yang ketat, dan adopsi yang lebih cepat yang akan menghadirkan semakin banyak perangkat yang kemungkinan membuat biaya lebih ekonomis untuk bisnis mereka.
Saat ini telah ada sejumlah perusahaan yang menggunakan teknik berbasis AI untuk membantu bertahan terhadap pembobolan sistem serta melawan para peretas. Di antaranya Darktrace, dan Hexadite (spesialis perbaikan yang diakuisisi oleh Microsoft), Amazon dan masih banyak lainnya.(hh)