Jakarta – My Car sebuah aplikasi hasil buatan Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya (FILKOM UB) adalah aplikasi layanan untuk menyediakan transportasi publik di bandara dengan memanfaatkan Teknologi Informasi (TI). Mereka menyatakan bahwa aplikasi mereka jauh berbeda dengan aplikasi layanan penyedia jasa lainnya.
Tim yang mengembangkan aplikasi tersebut terdiri dari empat mahasiswa FILKOM UB, mereka adalah Muhammad Robby Dharmawan (Informatika/2015), Fiqih Yanfirdaus Afandi (Informatika/2015), Adi Kurniawan (Informatika/2015), dan Mochammad Iskandar Ardiansyah Rochman (Informatika/2014). Mereka berhasil menjadi juara dalam kompetisi International Invention & Innovative Competition (InIIC Series 1/2016) untuk jenis kategori Higher Institution Students, yang diadakan di PNB Ilham Resort, Malaysia. Seperti yang di lansir dari detikINET.
Penghargaan yang berhasil mereka capai tersebut mampu menyisihkan perwakilan dari negara Asia lainnya. Disusul oleh Sri Lanka dan Taiwan, yang berada di urutan ke dua dan tiga.
Munculnya ide untuk membuat aplikasi didasarkan pada pengalaman pribadi anggota tim pembuat aplikasi My Car. M Iskandar menceritakan pengalamannya ketika memakai layanan taksi bandara yang biayanya lebih tinggi dibandingkan taksi umum. Akan tetapi konsumen tidak mempunyai pilihan lain, karena taksi lain tidak boleh beroperasi di bandara.
“Jadi My Car bisa menjadi solusi atas monopoli taksi bandara saat ini. Sejauh ini rancangan My Car masih melingkupi wilayah operasi di Bandara Soekarno Hatta Jakarta saja,” ujar Iskandar.
Ia juga menerangkan bahwa My Car di rancang khusus untuk melayani dan mengantarkan penumpang ke lokasi tertentu. Disamping itu My Car fungsinya agak berbeda apabila dibandingkan dengan aplikasi yang sejenis.
Penggunaannya sendiri cukup mudah, konsumen dapat memesan My Car lewat perangkat mobile yang telah terpasang aplikasinya. Setelah itu akan muncul informasi 16 tujuan loksi di daerah Jakarta yang bisa dipilih, di antaranya Tanah Abang dan Monas.
Ia juga menambahkan My Car di desain untuk dapat memberikan tarif lebih rendah ketimbang taksi bandara. Hal ini disebabkan karena penumpang dikumpulkan secara kolektif baru diantarkan, jadi bukan secara individu.
“Kami memilih 16 lokasi tujuan itu berdasarkan tingkat popularitas. Jadi tempat-tempat yang memang kebanyakan menjadi tujuan orang-orang yang turun dari bandara Soekarno Hatta. Tarifnya bisa lebih murah karena penumpang bukan perorangan namun beberapa penumpang dengan tujuan yang sama,” jelasnya.
Dengan memperoleh penghargaan ia dan teman-teman di timnya merasa senang. Apalagi di dalam kegiatan tersebut dia bersama timnya bisa memperoleh kesempatan untuk saling bertukar pikiran dengan mahasisa yang berasal dari berbagai negara.
Aplikasi My Car saat ini belum tersedia di toko aplikasi. Disamping memperoleh hadiah, Iskandar dan timnya juga mendapatkan kesempatan kerja magang di MNNF Network, lembaga yang menyelenggarakan InIIC Series 1/2016.