Media Sosial Timbulkan Kegelisahan Dan Ketakutan di Kalangan Remaja

Penelitian yang dilakukan oleh lembaga sosial anti bully Ditch the Label memperlihatkan bahwa media sosial membuat kalangan remaja menjadi gelisah.

Seperti dilansir dari BBC, 40 persen mengatakan merasa tidak enak apabila tidak ada yang menyukai foto selfie mereka. Sementara 35 persen mengatakan tidak percaya diri apabila tidak memiliki follower sesuai harapan mereka.

Disamping itu, satu dari tiga remaja mengatakan bahwa mereka hidup dalam ketakutan akan cyber-bullying, dimana ini merupakan topik penyalahgunaaan yang paling banyak dipilih.

Hasil survey tersebut melibatkan sekitar 10,000 remaja dengan umur sekitar 12 hingga 20, nampak bahwa cyber-bullying telah menyebar luas. Hampir 70 persen remaja mengakui bahwa mereka telah memperlakukan secara kasar temannya secara online dan 17 persen mengatakan mereka telah di-bully secara online.

Hampir separuhnya (47%) mengatakan tidak akan membicarakan hal – hal buruk yang menimpa diri mereka melalui media sosial, kebanyakan yang disampaikan secara online adalah kehidupan mereka yang telah mereka karang.

“Terlihat adanya tren terhadap orang yang menampilkan kepribadian mereka yang dibuat – buat secara online dan tidak memperlihatkan kondisi aslinya,” ujar Liam Hackett, Chief Executive Ditch the Label, seperti dikutip dari BBC.

Ditemukan juga melalui survey tersebut bahwa Instagram digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan komentar – komentar yang kasar.

“Cyber-bullying akan terus menjadi tantangan terbesar yang dihadapi para kelangan remaja,” ujar Liam.

Liam juga menyebutkan bahwa layanan media sosial perlu menambah sumber daya untuk memantau komentar yang di tulis orang secara online dan memberikan tanggapan lebih cepat.

Hasil survey tersebut terlihat berlawanan dengan penelitian yang dilakukan oleh Oxford Internet Institute (OII). Dari hasil penelitiannya di awal bulan ini, laporan OII memperlihatkan cyber-bullying sangat jarang terjadi.

Pada penilitan OII, mereka memfokuskan penelitian pada remaja usia 15 tahun dan hasilnya 30 persem melaporkan adanya bullying, sementara 3 persen mengatakan hal tersebut terjadi baik secara offline dan online.

Menurut Lauren Seager-Smith, Chief Executive dari Kidscape, perbedaan besar dari hasil survey tersebut tergantung pada bagaimana pertanyaannya dibuat. Ia juga mengatakan tidak terkejut dengan hasil survey yang dilakukan oleh Ditch the Label.

Ia juga mengingatkan bahwa orang dewasa pun harus memperhatikan penggunaannya. Orang tua juga sering kecanduan pada media sosial dan mereka seharusnya mengetahui dampaknya pada kehidupan keluarga mereka. Mungkin sudah waktunya orang tua mengingatkan bahwa ada sebuah kehidupan yang lebih penting ketimbang jaringan media sosial.(hh)