CEO Tesla, Elon Musk, telah membuat keputusan yang kontroversial dengan mengirim email internal kepada seluruh karyawan perusahaan. Dalam email tersebut, Musk mengutarakan keprihatinannya tentang praktik rekrutmen saat ini dan mengumumkan kebijakan baru yang memerlukan persetujuan pribadinya untuk setiap perekrutan baru di Tesla.
Email yang dikirim pada hari Senin tersebut berisi permintaan kepada para wakil presiden senior (VPS) di Tesla untuk mengirimkan daftar permintaan rekrutmen departemen mereka secara mingguan kepada Musk. Hal ini disambut dengan beragam tanggapan dari staf Tesla. Beberapa menganggapnya sebagai langkah untuk memperbarui fokus Musk pada perusahaan mobil setelah ia menunjuk seorang CEO baru untuk Twitter, sedangkan yang lain melihatnya sebagai tanda pembekuan rekrutmen perusahaan.
Keputusan Musk untuk memperketat persetujuan karyawan baru di Tesla muncul setelah perusahaan melaporkan penurunan laba bersih kuartal pertama sebesar lebih dari 20% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini juga berkontribusi pada penurunan harga saham perusahaan sebesar 10%. Komentar Musk yang menyatakan preferensi perusahaan terhadap volume yang lebih tinggi daripada margin yang lebih tinggi telah memunculkan kekhawatiran dari analis.
Dalam emailnya, Musk menegaskan bahwa tidak ada yang bisa bergabung dengan Tesla, bahkan sebagai kontraktor, tanpa mendapatkan persetujuan langsung dari dirinya melalui email. Ini menunjukkan keterlibatan langsung Musk dalam proses rekrutmen dan pengangkatan karyawan baru sejak ia menjadi CEO pada tahun 2008.
Media dan publikasi yang fokus pada kendaraan listrik seperti Electrek telah melaporkan mengenai email ini. Namun, Tesla belum memberikan tanggapan resmi terkait permintaan komentar mengenai kebijakan baru ini.
Sementara itu, Tesla juga akan menjadi tuan rumah pertemuan pemegang saham tahunan di Austin, Texas. Pemangku kepentingan akan mempertimbangkan dan memberikan suara terhadap janji dewan baru dan lama, termasuk penambahan JB Straubel, kepala teknologi Tesla. Proxy Advisory Glass Lewis telah merekomendasikan agar pemegang saham memberikan suara menentang Straubel, mengingat keterlibatannya yang tidak cocok sebagai direktur independen karena masa lalunya dengan perusahaan dari tahun-tahun awal hingga 2019.
Selain itu, ada juga tekanan dari konsorsium lingkungan dan dana sosial yang mendorong pemegang saham untuk mempertimbangkan kembali komposisi dewan Tesla. Beberapa pihak mengkritik dewan saat ini karena dianggap “terlalu terikat” pada CEO. Surat terbuka telah dipublikasikan, meminta dewan untuk membatasi pengaruh Musk dalam pengambilan keputusan perusahaan.
Keputusan Musk untuk menjual sejumlah saham Tesla untuk mendanai akuisisi Twitter dan keterlibatannya yang kontroversial dalam mengelola platform media sosial tersebut telah mencuri perhatian publik. Beberapa kasus konten yang diizinkan atau dilarang di Twitter juga telah menimbulkan kontroversi, termasuk pemulihan akun anggota neo-Nazi yang sebelumnya dilarang. Baru-baru ini, Twitter juga ditekan untuk membatasi konten dan pengguna di Turki menjelang pemilihan penting di negara tersebut.
Dengan kebijakan persetujuan karyawan baru yang lebih ketat di Tesla, Musk berusaha untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki kendali penuh atas pertumbuhan dan pengembangan timnya. Bagaimanapun, dampak langsung dari kebijakan ini terhadap rekrutmen dan pertumbuhan perusahaan masih harus diamati dalam waktu mendatang.(hh)