Peretas Dalang Serangan WannaCry Kirim Pesan Ke Korban!

Awal tahun grup peretas bernama “The Shadow Brokers” memilih untuk memberikan alat peretas yang mereka curi dari NSA secara gratis. Alat peretas tersebut dapat dimanfaatkan untuk meretas komputer-komputer yang menggunakan sistem operasi Windows.

Seperti dilansir dari Dailymail, aplikasi berbahaya WanaCrypto 2.0 yang dikenal dengan WannaCry atau WCry telah dimanfaatkan untuk melakukan serangan terbesar dari ransomware yang pernah ada. Apabila anda belum memahami apa itu WannaCry atau WCry, silahkan klik link dibawah ini:

Serangan Siber Ransomware Kejutkan Dunia

Peretas di balik serangan ransomware WannaCry sepertinya telah mengirimkan pesan kepada korban-korbannya, menganjurkan mereka untuk membayar ransom yang diminta. Berdasarkan laporan tersebut, sejumlah korban menerima pesan yang muncul di layar komputer. Itu memperlihatkan bahwa operasi serangan ransomware yang dilakukan hanya oleh satu peretas.

Para peneliti keamanan di Avast telah merekam ada sekitar 57,000 WannaCry 2.0 yang terdeteksi di 99 negara. Dimana setelah serangan dilakukan, peretas akan meminta uang sebesar 300 dolar Amerika atau sekitar 4 juta rupiah dalam bentuk uang digital bitcoin.

Sepertinya sekarang si peretas dibelakang serangan ransomware telah mengirimkan korban-korbannya pesan yang menganjurkan mereka membayar uang yang diminta dan memastikan bahwa mereka akan memberikan kembali kontrol terhadap file-file yang dimiliki para korban. Pesan dari sang peretas adalah sebagai berikut:

Peretas Dalang Serangan WannaCry Kirim Pesan Ke Korban!

“Saya telah mengirimkan kunci untuk membuka dekripsi kepada banyak pelanggan yang telah melakukan pembayaran dengan jumlah bitcoin yang sesuai, dan saya jamin kunci dekripsi bagi para pelanggan yang jujur semacam itu. Kirimi saya pesan dengan alamat dompet bitcoin unik Anda satu jam sebelum pembayaran Anda lakukan. Anda akan menerima kunci untuk membuka dekripsi lebih cepat.”

Pada pemberitaan sebelumnya kita telah mungkin telah membaca pengumuman yang disampaikan oleh Gedung Putih bahwa lebih dari 70,000 dolar Amerika telah dibayarkan kepada peretas ransomware WannaCry.

“Kami tidak mengetahui pembayaran akan bisa menyebabkan pemulihan data,” ujar Tom Bossert, Penasehat Keamanan Dalam Negeri Gedung Putih.

Kemungkinan lain bisa saja malware WannaCry tersebut telah deprogram sebelumnya untuk menampilkan pesan tersebut. Namun, para peneliti menyatakan bahwa peretas telah mengirimkan pesan tersebut secara langsung.(hh)