Tiga Cara Untuk Mencegah Gedung Pintar Diretas

Bangunan pintar adalah bangunan yang dapat memberikan manfaat dan hasil luar biasa bagi semua penggunanya. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunkan teknologi digital. Teknologi ini terus berkembang, sehingga memiliki kekuatan untuk mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berkomunikasi.

Dengan teknologi yang tepat di ujung jari mereka, para pengelola gedung dapat melengkapi kantor mereka bagi para tenaga kerja modern yang telah terbiasa dengan gaya hidup yang sangat mendukung teknologi.

Seperti dilansir dari inbuildingtech.com, para peneliti mereka memperlihatkan bahwa 80 persen karyawan ingin bekerja di kantor yang berteknologi maju, sehingga lingkungan yang mendukung teknologi tidak hanya saja membuat dunia kerja menyenangkan. Namun, menjadi bagian yang penting.

Ketika diterapkan dengan benar, teknologi cerdas memungkinkan pemilik dan pengelola gedung untuk membuat gedung lebih cerdas dengan menggunakan sistem yang lebih canggih seperti kontrol akses, alarm kebakaran, dan manajemen kepatuhan.

Namun, keamanan tidak berakhir dengan selamatnya gedung dari kebakaran atau bencana lainnya. Penjahat dunia maya juga telah menjadi ancaman nyata, menyerang segala sesuatu mulai dari kamera pengawas hingga lemari es.

Hampir semua perangkat Internet of Things (IoT) dapat berfungsi sebagai saluran untuk menembus seluruh jaringan. Ini adalah kekhawatiran yang disampaikan oleh Presiden Biden dimana ia tidak membawa sepeda pintarnya memasuki Gedung Putih karena dikhawatirkan akan adanya pelanggaran keamanan.

Menggunakan teknologi sebagai insentif baru untuk membawa Kembali para tenaga kerja ke kantor membutuhkan pemikiran yang tepat untuk menerapkan teknologi mutakhir tanpa mengorbankan keamanan digital atau pribadi. Berikut adalah tiga pertimbangan bagi pemilik dan pengelola Gedung untuk memastikan bahwa bangunan pintar mereka tetap aman.

1. Perhatikan keamanan sejak hari pertama

Cerdas dan terhubung sering digunakan secara bergantian, tetapi ada pembeda penting. Sementara setiap aspek bangunan dapat “dihubungkan” seperti lampu, pipa ledeng, perangkat pemanas dan pendingin, kontrol akses, untuk beberapa nama – mereka tidak selalu “pintar.”

Semakin pintar bangunannya, semakin besar kemungkinannya untuk mendapatkan serangan. Lingkungan yang benar-benar cerdas terintegrasi dengan mulus dan dibuat khusus dengan mempertimbangkan keamanan sejak hari pertama dapat meminimalkan risiko potensi ancaman.

2. Tetapkan protokol dan standar yang benar

Keamanan siber tidak dapat diperoleh tanpa terlebih dahulu menetapkan kebijakan, praktik, dan proses pengujian yang diperlukan untuk memastikan keamanan sistem dan data Gedung aman. Kebijakan tersebut kemudian harus dipatuhi untuk memastikan bahwa keamanan tetap terjaga.

Ini tidak hanya mencakup pendekatan untuk mengamankan jaringan tetapi juga memastikan semua pengguna gedung mengetahui praktik terbaik dunia maya dan secara teratur mengikuti prosedur standar yang telah ditetapkan.

Untuk menciptakan lingkungan yang aman, terlindungi, dan bebas dari ancaman dunia maya yang dapat membahayakan privasi atau keamanan pengguna, pemilik Gedung harus membuat protocol keamanan di gedung mereka untuk memberdayakan para penyewa agar memiliki lingkungan yang lebih aman bagi pengguna dan data mereka.

Ini dapat diawali dari sesuatu yang sederhana seperti memastikan bahwa komputer yang digunakan untuk memantau sistem manajemen gedung tidak digunakan untuk mengirim email. Dengan demikian, pemilik gedung dapat meminimalkan risiko dan konsekuensi potensial dari kegagalan sistem, baik karena kesalahan atau melalui tindakan yang disengaja dari peretas jahat di luar sistem.

3. Fokus pada perlindungan data

Bangunan pintar di mata peretas jahat merupakan sebuah harta karun berupa data yang dapat digunakan untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana bagian-bagian dari Gedung digunakan dab berapa banyak energi yang dibutuhkan serta bagaimana hal itu dapat disesuaikan agar lebih sesuai dengan kebutuhan karyawan. Mengingat bahwa setiap aset cerdas menghasilkan data dalam jumlah besar, sebuah perusahaan atau organisasi perlu mengumpulkan, menganalisis, dan memanfaatkannya dengan aman tanpa mengorbankan keamanan. Ini berarti mereka harus memiliki kerangka kerja tata kelola data yang kuat dan perlindungan fisik pada jaringan data.

Kantor masa depan lebih pintar dan lebih aman

Teknologi pintar telah mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berkomunikasi. Tetapi tanpa keamanan yang kuat, mereka dapat berisiko menjadi taman bermain peretas. Dengan berfokus pada keamanan siber dan perlindungan data sejak hari pertama serta menetapkan standar dan protokol yang patut dicontoh, pemilik gedung dapat menghadirkan gedung pintar yang memberikan pengalaman luar biasa kepada pengguna tanpa mengorbankan keamanan.(hh)