Tren Kejahatan Siber di Tahun 2017

Jakarta – Berdasarkan hasil temuan Kaspersky Lab pada tahun 2016 memperlihatkan adanya peningkatan terhadap Advanced Persistent Threat (APT). Untuk itu Kapersky Lab telah menyiapkan tren Tren Kejahatan Cyber 2017.

Seperti dilansir dari detikINET, peretas yang acap kali melakukan serangan siber akan tampil lebih berani dengan memperlihatkan identitas mereka. Hal tersebut disampaikan oleh Territory Channel Manager Kaspersky Indonesia Dony Koesmandarin.

“Mereka tidak segan menyantumkan nama dan email. Bahkan ada yang mencantumkan nomor telepon yang bisa dihubungi,” ujar Dony seperti dikutip dari detikINET, Selasa 24 Januari 2017.

Dony juga menyampaikan bahwa saat ini ada peningkatan infeksi malware yang waktunya terhitung singkat. Kelebihan dari malware ini ialah ia akan hilang setelah pengguna melakukan reboot pada komputer atau notebooknya. Sebutan untuk malware ini dikenal dengan Project Sauron yang juga memiliki kemampuan untuk menghapus data dari memori. Karena kemampuannya untuk menyembunyikan diri, malware ini pun dapat mengetahui kebiasaan sang korban untuk lima tahun terakhir.

“Sebenarnya malware jenis ini sudah lama, dia akan eksis di memori saja tidak melakukan apa-apa dan tidak merusak karena ketika booting akan hilang,” jelas Dony seperti dikutip dari CNN Indonesia.

Disamping meningkatnya infeksi malware, serangan siber juga akan menjadi industri Financial Technology (fintech) serta layanan open source sebagai sasarannya. Salah satu penyebab makin maraknya serangan siber pada tahun ini dikarenakan perkembangan dari industri fintech yang sangat pesat.

Sementara untuk layanan open source para peretas melihatnya karena kemudahan untuk mengunduh dan mengunggah aplikasi-aplikasi open source. Apalagi jarang sekali ada pengguna yang melakukan pengecekan terhadap aplikasi open source yang mereka unduh.

“Kenapa layanan open source mudah disusupi? Karena pengguna sukarela mengunduh aplikasi apa saja tanpa melakukan kroscek dulu, misalnya saja PlayStore,” jelas Dony.

Agar aman menggunakan aplikasi open source pengguna bisa memilih layanan open source yang berbayar, karena mereka tentunya telah melakuka upaya-upaya untuk menekan resiko terjadinya peretasan dan juga mereka akan melakukan pengecekan data-data pengunduh terlebih dahulu .

Bagi para pengguna aplikasi atau layanan open source gratisan perlu lebih waspada, cari ulasan-ulasan seputar layanan atau aplikasi open source yang hendak diunduh. Kemudian yang terpenting adalah informasi dari pengembang atau layanan open source, sehingga kita bisa mendapatkan data-data yang jelas sebelum mengunduh dan menggunakan aplikasi.(hh)