Kominfo Himbau Netizen Aktif Laporkan Konten Yang Tidak Pantas

Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika berharap serta menghimbau agar netizen makin aktif melakukan pelaporan apabila ditemukan konten yang tidak pantas. Seiring dengan munculnya iklan dengan tema LGBT di Twitter yang telah menimbulkan keresahan pada sebagian penggunanya. Seperti dilansir dari detikINET.

“Kita ingin mendorong agar user ikut serta melakukan self reporting,” ujar Noor Iza, Plt Kepala Humas dan Pusat Informasi Kominfo seperti dikutip dari detikINET.

Penyebab hadirnya iklan LGBT ataupun pornografi di media sosial karena banyaknya pengguna yang mencari ataupun membuka kata kunci yang berhubungan dengan subjek itu.

“Kemunculan ads tersebut bersifat otomatis yang seringnya terstimulus adanya banyak user yang membuka hal sejenis,” imbuh Iza.

Iza sendiri sudah menanyakan hal tersebut kepada pihak Twitter. Twitter pun telah memberikan tanggapan dengan memberikan saran bagaimana cara agar iklan itu tidak muncul lagi.

Setiap pengguna dapat mengklik tanda ‘X’ di sebelah kanan atas iklan, setelah itu akan muncul pilihan sperti ‘tweet is offensive’ atau lainnya. Apabila banyak pengguna melakukan hal itu, maka iklan tidak akan ditayangkan lagi.

Pada pemberitaan di media iklan promosi layanan LGBT itu dimunculkan secara random oleh Twitter, tapi sering pula muncul di tempat yang cukup strategis yakni di posisi atas timeline. Iklan tersebut mempromosikan aplikasi media sosial LGBT yang bernama Blued.

Banyak pengguna Twitter yang menyampaikan keresahannya akibat iklan itu sering ditayangkan. Apalagi promosi hal seperti LGBT tidaklah sesuai apabila ditayangkan di Indonesia. Banyak tweet yang muncul seperti misalnya sebuah tweet muncul dengan tulisan “Iklan Blued di mari semakin meresahkan warga Twitter,”. Tweet yang lainnya “Ada yang tahu cara ngilangin iklan ini di timeline?”.

Pihak Twitter Indonesia telah memberikan tanggapannya terhadap muncul isu ini. “Walaupun berbahasa Indonesia, iklan ini tidak ditayangkan oleh Twitter ID. Twitter ID adalah representative office. Semua iklan di-manage oleh Twitter Asia Pacific di Singapura Jadi, kami tidak tahu menahu,” jelas Cipluk Carlita, PR Manager Twitter Indonesia seperti dikutip dari detikINET.

Agar dapat memahami lebih jauh mengenai kebijakan iklan di Twitter, pengguna dapat membuka twitterads.com. Melalui situs ini pula pengguna dapat melaporkan apabila ada penayangan iklan yang mengganggu.

“Dan jika ada iklan atau konten lain yang dianggap melanggar peraturan Twitter serta mengganggu atau dianggap tidak relevan oleh pengguna, bisa langsung dilaporkan oleh pengguna tersebut. Bisa dicek lebih detail di about.twitter.com/id/safety,” imbuh Cipluk.