Jakarta – Pendiri Facebook Mark Zuckerberg telah menyampaikan ringkasan rencana untuk memerangi berita bohong yang beredar di layanan media sosialnya, seperti dilansir dari BBC.com.
Facebook telah menjadi kontroversi setelah beberapa pengguna mengeluhkan dengan adanya berita palsu, maka membantu merubah hasil pemilu AS.
Baca: Facebook Akan Tingkatkan Kinerja Perangi Berita Hoax
Zuckerberg juga telah memposting rincian dari beberapa proyek untuk menangkal berita bohong, termasuk didalamnya mengembangkan metode verifikasi dan pendeteksian yang lebih kuat.
Sebelumnya ia telah memberikan tanggapannya terhadap berita bohong di Facebook,dimana ia menyatakan bahwa 99 persen berita yang ada di Facebook adalah berdasarkan fakta.
“Kami telah bekerja cukup lama untuk membereskan masalah ini dan kami benar-benar bertanggung jawab dalam menanganinya,” ujar Zuckerberg dalam postingannya.
Namun, ia mengatakan bahwa permasalahan yang dihadapi sangat rumit, baik dari sisi teknis dan filosofis. Ia juga menekankan Facebook tidak ingin mencegah netizen untuk berbagi pendapat dimana itu dapat menjadi sebuah penjelasan dari sebuah berita juga.
Sementara itu Dave Lee seorang reporter yang mengkhususkan dirinya pada bidang teknologi berpendapat bahwa tantangan yang dihadapi oleh Facebook mengenai berita bohong akhirnya terungkap. Ada bagian dari Facebook yang merupakan sebuah daerah atau wilayah tidak bertuan.
Dimana pada wilayah itu Zuckerberg sendiri tidak bisa menutupinya,sehingga orang pun tidak dapat begitu saja mempercayai penjelasannya.
Ambisi besar Zuckerberg untuk menjadi operator politik mendapatkan ujian yang besar, dimana ia terlihat sangat buruk menanganinya. Bahkan dengan adanya kasus ini membuatnya masuk dalam agenda berita lebih dari satu minggu.
Zuckerberg mengatakan bahwa saat ini Facebook tengah mengerjakan tujuh proposal untuk memerangi berita bohong yang lebih ampuh. Termasuk menggunakan sistem pendeteksian dan verifikasi yang lebih kuat dan akan memberikan tanda pada sebuah berita bohong.
Permasalahan ini timbul sejak hasil pemilihan presiden AS pekan lalu, banyak yang mengkritik Zuckerberg karena dengan banyak berita bohong di Facebook membantu kemenangan Donald Trump.
Munculnya berita bohong berasal dari situs-situs berita palsu yang bermunculan untuk mengejar keuntungan yang dihasilkan dari iklan.
Para pemasok berita bohong mengatakan isi tulisan yang menyindir dan lucu membuat lebih banyak orang tertarik, sehingga banyak yang mempercayainya dan turut membagikan berita tersebut.
Misalnya saja seperti adanya berita yang tersebar luas di Facebook setelah pemilu mengenai actor Denzel Washington yang dikatakan telah memuji Donald Trump, padahal itu tidak benar sama sekali.
Google mengumumkan bahwa mereka akan melakukan tindakan pencegahan agar situs berita palsu tidak bisa lagi mengambil keuntungan dari iklan-iklan yang mereka pasang. Tidak lama setelah itu tindakan serupa diambil oleh Facebook dengan menggunakan larangan yang sama dalam penggunaan iklan pada layanannya.