Peluncuran ponsel iPhone XS dan XS Max baru minggu lalu akan memiliki fungsi dual SIM, termasuk eSIM. Sekilas, ini mungkin tidak tampak seperti kebanyakan ponsel pintar yang memiliki dukungan dual SIM yang telah ada. Dengan menyertakan eSIM di iPhone merupakan langkah yang sangat signifikan bagi industri, kabar baik bagi konsumen, tetapi juga keberkahan yang beragam bagi para operator seluler.
Tidak seperti SIM fisik yang berbentuk plastik dan dapat dilepas dengan chip untuk mengidentifikasi operator seluler. Teknologi eSIM menyertakan chip kecil yang telah dipasang langsung ke papan sirkuit ponsel. Kemudian dapat diprogram untuk menggunakan atau mengganti penyedia. Produsen smartphone dapat memanfaatkan ruang internal yang tadinya digunakan oleh SIM konvesional, dan mereka juga dapat meluncurkan ponsel dual SIM menggunakan sebagian kecil ruang ekstra, seperti yang telah dilakukan Apple.
Untuk saat ini langkah yang diambil oleh Apple masih terbatas, teknologi eSIM hanya dapat diaktifkan oleh lebih dari selusin operator di 10 pasar termasuk di Amerika, Inggris, Jerman, Spanyol dan India. Namun langkah ini jauh lebih penting untuk masa depan, karena Apple baru saja menghadirkan kemudahan bagi para produsen smartphone lain untuk menggunakan teknologi eSIM pada ponsel pintar mereka nanti. Selain di iPhone, eSIM juga sudah tersedia dengan ponsel Google Pixel 2. Sementara sebagian besar produsen ponsel pintar menahan diri untuk menghindari operator yang tidak setuju dengan adanya teknologi eSIM.
Konsultan penelitian WhiteBridge berharap sebagian besar manufaktur ponsel pintar, termasuk Samsung, Huawei, LG dan Xiaomi bisa mengikuti apa yang telah dilakukan Apple pada iPhone dengan menyertakan perangkat SIM ganda dengan fungsi eSIM dalam 12-24 bulan ke depan.
WhiteBridge yakin skenario pengembangan pasar di mana SIM fisik benar-benar akan menghilang dari ponsel pintar dalam lima tahun ke depan untuk digantikan oleh eSIM, dan mungkin iSIMs, sebuah teknologi SIM digital baru dan bahkan lebih efisien dari yang baru saja diluncurkan oleh ARM.
Tentunya akan ada migrasi dari SIM fisik ke digital, di mana pengguna ponsel pintar dapat beralih ke beberapa profil operator sesuka hati dan ini akan menyebabkan perubahan besar dalam industri.
Pada tahap awal, ini akan mengganggu penyedia perangkat keras SIM seperti Gemalto dan Giesecke & Dervient, dimana mereka perlu mengalihkan model bisnis mereka dari penjualan perangkat keras ke penyediaan platform dan layanan seperti manajemen pelanggan over-the-air yang aman.
Operator seluler akan menghadapi transformasional dalam hubungan mereka dengan pelanggan. Pengguna dengan ponsel pintar yang mendukung eSIM akan dapat menyimpan dan mengganti langganan seluler mereka dengan lebih mudah, baik di rumah, dan saat roaming internasional.
Mereka juga n tidak perlu lagi mengunjungi toko untuk mendapatkan SIM fisik, dan mungkin tidak perlu lagi membeli ponsel pintar mereka di sana. Karena ponsel pintar yang menggunakan eSIM hampir dipastikan akan mempercepat tren pengguna yang sedang berkembang, pertama-tama dalam memilih ponsel pintar, kemudian baru mempertimbangkan operator seluler mana yang ingin mereka gunakan.
Selain itu, akan muncul pertanyaan-pertanyaan seperti:
Bagaimana penggunaan dan pendapatan ponsel akan berubah di pasar yang didominasi oleh smartphone eSIM, di mana nantinya pengguna memiliki kemampuan berganti dengan mudah untuk penyedia layanan seluler?
Apakah akan mengubah saldo pra dan pasca bayar saat ini, jika lebih banyak pengguna beralih ke penggunaan multi-profil?
Apa definisi baru dari churn? Nilai apa, jika ada, yang akan ditambahkan pada jaringan ritel operator di pasar ini?
Apa yang dapat dilakukan operator seluler untuk mempersiapkan diri menghadapi perubahan pasar tersebut?
Dan apakah rencana peluncuran 5G oleh operator di tunda dulu dengan adanya perubahan dari SIM kartu ke eSIM?
Itu adalah sejumlah pertanyaan yang perlu dipertimbangkan oleh operator seluler dalam beberapa bulan mendatang guna memastikan apakah mereka siap menghadapi pasar ponsel pintar yang menggunakan eSIM. Tidak semua perubahan akan berdampak negatif untuk operator seluler, dan tentunya juga akan ada peluang bagi pemain baru yang mencoba untuk beradaptasi dalam menanggapi dengan cepat perubahan tersebut.
WhiteBridge melihat Apple akan kembali mengganggu industri seluler dengan iPhone yang mendukung eSIM, hampir sama dengan peluncuran iPhone pertama lebih dari satu dekade yang lalu.
Pada saat itu industri seluler terlalu lama mengenali dan bertindak atas gangguan itu, dan beberapa pemain membayar harga mahal akibat kelengahannya. Industri berisiko mengulangi kesalahan yang sama jika tidak bertindak lebih cepat, dan mempersiapkan diri lebih baik.(hh)