Bukalapak dan ITB Luncurkan Pusat Inovasi Kecerdasan Buatan dan Komputasi Awan

Menteri Teknologi, Riset dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir pada hari Jumat memimpin peluncuran Pusat Inovasi Kecerdasan Buatan dan Komputasi Awan di Institut Teknologi Bandung (ITB), sebuah proyek kolaborasi antara startup unicorn Bukalapak dan ITB.

Seperti dilansir dari The Jakarta Post, laboratorium penelitian yang terletak di Sekolah Teknik Elektro dan senyawa Informatika itu diharapkan dapat menjadi pusat penelitian bagi mahasiswa, dosen, dan peneliti Indonesia yang mempelajari kecerdasan buatan dan komputasi awan.

CEO Bukalapak Achmad Zaky yang juga merupakan alumni ITB, mangatakan bahwa di Indonesia hanya ada sedikit ahli kecerdasan buatan.

“Tentunya itu adalah tantangan bagi kita semua. Indonesia harus bisa mencetak tenaga ahli teknologi khususnya di bidang kecerdasan buatan yang nantinya akan berkontribusi pada kemajuan dan perkembangan teknologi kecerdasan buatan di Indonesia,” ujar Zacky seperti dikutip dari The Jakarta Post.

“Untuk itulah kami menyediakan tempat, fasilitas, dan data untuk tujuan penelitian. Kami juga menyediakan server internet dan akses ke 200 insinyur yang bekerja untuk divisi Penelitian dan Pengembangan Bukalapak yang terletak tidak jauh dari pusat yang akan membimbing siswa,” imbuhnya.

Juru bicara Bukalapak Evi Andarini mengatakan bahwa data yang diberikan bentuknya sebagai hibah yang tentunya sangat berharga untuk penelitian kecerdasan buatan.

“Bahkan 0,1 persen contoh data dari data warehouse skala petabyte kami akan menjadi kumpulan data berharga yang kami harap dapat mempercepat penelitian kecerdasan buatan di Indonesia pada bidang-bidang seperti pemahaman bahasa, komputasi dan pembelajaran lainnya,” katanya.

Menteri Mohamad Nasir mengatakan bahwa dia yakin proyek kolaborasi yang dilakukan oleh Buklapak dan ITB itu akan menghasilkan hasil inovatif di bidang informasi dan teknologi.

“Tujuannya adalah untuk menciptakan inovasi yang akan berdampak positif pada perekonomian di Indonesia,” katanya.

Nasir melihat Bukalapak sebagai platform e-commerce yang populer, juga dapat menawarkan pengetahuannya, sehinga akan dapat melengkapi teori dan kuliah di kelas untuk para mahasiswa.(hh)