Kepala eksekutif dari sebuah perusahaan pembuat ponsel pintar yang paling aman diduga perangkatnya telah digunakan oleh sejumlah penjahat paling terkenal di dunia telah divonis. Perusahaan Phantom Secure yang berbasis di Kanada telah menghasilkan “puluhan juta dolar” dari menjual perangkat Blackberry yang telah dimodifikasi untuk digunakan oleh para narkoba seperti Kartel Sinaloa, jelas para penyelidik.
Tuduhan tersebut merupakan tuduhan pertama dari pihak berwenang Amerika yang telah menargetkan sebuah perusahaan karena dengan sengaja membuat teknologi terenkripsi untuk penjahat. Departemen Kehakiman menangkap Vincent Ramos di Seattle minggu lalu. Dia didakwa pada hari Kamis bersama dengan empat rekannya.
Mereka telah dituduh melakukan pemerasan dan konspirasi untuk membantu distribusi obat-obatan terlarang. Kedua bentuk kejahatan tersebut memiliki hukuman maksimal penjara seumur hidup. Ramos adalah satu-satunya kelompok yang saat ini ada dalam tahanan.
“Perusahaan Phantom Secure telah dirancang untuk memfasilitasi perdagangan narkoba internasional di seluruh dunia,” kata pengacara dari Amerika Adam Braverman kepada BBC.
“Para penyelundup narkoba, termasuk anggota Kartel Sinaloa, menggunakan perangkat yang terenkripsi secara penuh guna memfasilitasi kegiatan perdagangan narkoba mereka, sehingga dapat terhindar dari pemeriksaan penegakan hukum,” imbuhnya.
Sementara itu, Blackberry tidak memberikan tanggapannya mengenai hal tersebut. Para penyidik tidak mengatakan perusahaan tersebut telah bekerja sama dengan mereka mengenai kasus ini. Adam Braverman mengatakan bahwa Blackberry bukanlah satu – satunya perusahaan yang ponselnya diubah untuk tujuan ilegal.
“Kami telah mengetahui ada beberapa perusahaan lain yang seperti ini. FBI, dan Departemen Kehakiman, akan terus menyelidikinya. Tidak hanya Phantom Secure, tetapi juga perusahaan lain yang menyediakan perangkat komunikasi semacam ini untuk organisasi criminal,” jelasnya.
Dia juga menambahkan bahwa saat ini hampir semua smartphone di pasaran menawarkan enkripsi yang sulit dipecahkan, termasuk aplikasi seperti Facebook, Google dan Apple. Namun, untuk Phantom Secure sudah jelas bersalah atas layanan yang dilakukannya.
“Perbedaannya adalah perusahaan ini dirancang khusus untuk membantu organisasi perdagangan narkoba internasional,” jelasnya.
“Satu-satunya cara agar kita dapat memanfaatkan dan mendapatkan perangkat adalah jika ada orang lain yang memenuhi kebutuhan pembuatnya,” tambahnya.
Phantom Secure menjual perangkat berikut berlangganan dengan biaya $ 2.000 – $ 3.000 untuk penggunaan selama enam bulan. Untuk dapat menjadi pelanggannya, maka pengguna yang sudah berlangganan harus menjadi penjamin pelanggan baru. Sistem itu tersebut merupakan cara untuk mencegah penegakan hukum agar tidak bisa mendapatkan perangkatnya.
Agen FBI memperkirakan ada sebanyak 20.000 handset Phantom Secure yang telah dimodifikasi yang digunakan di seluruh dunia. Berdasarkan dokumen pengadilan, komunikasi melalui ponsel secara otomatis akan diarahkan ke server di Panama dan Hong Kong, sehingga membuat data lebih sulit untuk dilacak.
Phantom Secure juga dapat menghilangkan fungsi utama dari perangkat untuk menguncinya, seperti komunikasi suara, mikrofon, GPS, kamera, aplikasi internet dan pesan, sehingga hanya menyisakan fungsi pesan tulisan saja.
Pihak penegak hukum telah berulang kali mengalami kefrustrasian dengan teknologi enkripsi yang membuat mereka sulit mengakses komunikasi antara tersangka.
Pada tahun 2016, Apple menolak memberikan alat yang dapat membantu FBI membuka iPhone milik Syed Farook, seorang pria yang terlibat dalam penembakan massal yang mengakibatkan tewasnya 14 orang.
Pada hari Kamis, juru bicara FBI mengulangi kekhawatiran pihak penegak hukum akan adanya kemampuan para penjahat yang bisa menjadi tidak terlihat karena bersembunyi di balik teknologi canggih.
Para aktivis privasi berpendapat bahwa menghapus atau dengan melemahkan enkripsi akan membuat semua orang berisiko datanya dicuri dan bukan hanya penjahat yang melakukannya, tetapi pihak lain juga.(hh)